Tafsir Surah Al Baqarah Ayat 83-89. Postingan ini adalah lanjutan dari Tafsir Ayat sebelumnya.
Ayat 83-86: menerangkan janji yang Allah ambil dari Bani Israil dan bagaimana mereka sampai mengingkari janjinya sehingga mereka mendapatkan kemurkaan dari Allah ‘Azza wa Jalla. Demikian pula menyebutkan kejahatan orang-orang Yahudi dan kerusakan yang mereka lakukan di bumi; mereka telah mengingkari perjanjian, menghalalkan memakan harta manusia secara batil serta berbuat aniaya terhadap saudara-saudara mereka seagama sehingga mereka mendapatkan laknat
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لا تَعْبُدُونَ إِلا اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلا قَلِيلا مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مُعْرِضُونَ (٨٣) وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ لا تَسْفِكُونَ دِمَاءَكُمْ وَلا تُخْرِجُونَ أَنْفُسَكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ ثُمَّ أَقْرَرْتُمْ وَأَنْتُمْ تَشْهَدُونَ (٨٤)ثُمَّ أَنْتُمْ هَؤُلاءِ تَقْتُلُونَ أَنْفُسَكُمْ وَتُخْرِجُونَ فَرِيقًا مِنْكُمْ مِنْ دِيَارِهِمْ تَظَاهَرُونَ عَلَيْهِمْ بِالإثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَإِنْ يَأْتُوكُمْ أُسَارَى تُفَادُوهُمْ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْكُمْ إِخْرَاجُهُمْ أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ (٨٥) أُولَئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالآخِرَةِ فَلا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلا هُمْ يُنْصَرُونَ (٨٦
83. Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil[1], “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada kedua orang tua[2], kerabat, anak-anak yatim[3], dan orang-orang miskin, serta bertutur katalah yang baik kepada manusia[4], dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.”[5] Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari janji), kecuali sebagian kecil di antara kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.
84. Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji kamu, “Janganlah kamu menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu.” Kemudian kamu berikrar dan bersaksi (terhadap janji itu).
85. Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (sesamamu), dan mengusir segolongan di antara kamu dari kampung halamannya. Kamu saling membantu (menghadapi) mereka[6] dalam kejahatan dan permusuhan. Tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal kamu dilarang juga mengusir mereka. Apakah kamu beriman kepada sebagian Al Kitab (Taurat)[7] dan ingkar kepada sebagian yang lain?[8] Maka tidak ada balasan (yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian di antara kamu selain kenistaan dalam kehidupan dunia[9], dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang paling berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan[10].
86. Mereka itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat[11]. Maka tidak akan diringankan azabnya dan mereka tidak akan ditolong.
Ayat 87-88: Allah Subhaanahu wa Ta’aala mengingatkan Bani Israil terhadap pengutusan Rasul-Nya dan penurunan kitab-Nya, dan bagaimana sikap mereka terhadap para rasul dan kitab-kitab yang Allah turunkan
وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَقَفَّيْنَا مِنْ بَعْدِهِ بِالرُّسُلِ وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لا تَهْوَى أَنْفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ (٨٧) وَقَالُوا قُلُوبُنَا غُلْفٌ بَلْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَقَلِيلا مَا يُؤْمِنُونَ (٨٨
87. Dan sungguh, Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami susulkan setelahnya dengan rasul-rasul[12], dan Kami telah berikan kepada Isa putera Maryam bukti-bukti kebenaran (mukjizat) serta Kami perkuat dia dengan Rohul Qudus[13]. Mengapa setiap rasul yang datang kepadamu membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak kamu inginkan[14], kamu menyombongkan diri, lalu sebagian kamu dustakan dan sebagian lagi kamu bunuh?
88. Dan mereka berkata: “Hati Kami tertutup”[15]. tetapi sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena keingkaran mereka; maka sedikit sekali mereka yang beriman.
[1] Janji ini diadakan karena mereka (Bani Israil) sering bermaksiat, maka Allah mengambil perjanjian yang kokoh dari mereka.
[2] Berbuat baik kepada mereka mencakup berbuat baik dengan perkataan dan perbuatan. Perintah berbuat baik kepada mereka menunjukkan larangan berbuat jahat (isaa’ah) dan tidak berbuat ihsan.
[3] Anak yatim adalah anak yang ditinggal mati oleh bapaknya, sedangkan usia mereka belum mencapai masa baligh.
[4] Dalam perjanjian ini, Allah memerintahkan mereka untuk bertutur kata yang baik kepada semua manusia. Termasuk bertutur kata yang baik adalah beramr ma’ruf dan bernahi munkar, mengajarkan ilmu agama, menyebarkan salam, senyum dan perkataan baik lainnya. Dalam perintah bertutur kata yang baik kepada semua manusia terdapat perintah berbuat ihsan secara umum, karena dengan perbuatan dan harta terkadang di antara manusia ada yang tidak bisa melakukannya, maka Allah Subhaanahu wa Ta’aala memerintahkan minimal dengan perkataan. Di ayat ini, Allah Subhaanahu wa Ta’aala mengajarkan manusia agar ucapan dan tindakannya bersih dari perkara keji, kotor, mencaci maki dan bermusuhan.
[5] Syari’at yang disebutkan pada ayat di atas adalah termasuk Ushuluddin (prinsip-prinsip agama) yang diperintahkan Allah Azza wa Jalla dalam semua syari’at, karena di dalamnya terdapat maslahat yang banyak di setiap waktu dan tempat, sehingga bagaimana pun juga, syari’at ini tidak akan mansukh (dihapus) sebagaimana dasar agama yang paling pertama dan utama yaitu tauhid (menyembah hanya kepada Allah) tidak akan mansukh. Lihat juga tentang Ushuluddin lainnya di surat Al An’aam: 151-153 dan Al Israa’: 23-39.
[6] Padahal mereka sama-sama sebangsa.
[7] Sebagian hukum Taurat, yaitu menebus tawanan.
[8] Yaitu hukum yang melarang pembunuhan dan pengusiran.
[9] Hal itu pun terjadi, Allah Subhaanahu wa Ta’aala memberikan kemenangan kepada Rasul-Nya, sehingga di antara mereka ada yang terbunuh, ada yang tertawan dan ada yang terusir.
[10] Ayat ini berkenaan dengan orang-orang Yahudi di Madinah pada permulaan Hijrah. Yahudi Bani Quraizhah bersekutu dengan suku Aus, dan Yahudi Bani Nadhir bersekutu dengan orang-orang Khazraj. Antara suku Aus dan suku Khazraj sebelum Islam biasa terjadi peperangan. Ketika orang-orang Yahudi menempati Madinah, di mana mereka terdiri dari tiga suku, yaitu: Bani Quraizhah, Bani Nadhir dan Bani Qainuqa’. Masing-masing mereka bersekutu dengan suku Aus atau Khazraj. Ketika suku Aus dan Khazraj berperang, maka para sekutunya yang terdiri dari orang-orang Yahudi ikut berperang. Bani Quraizhah membantu suku Aus dan Bani Nadhir membantu suku Khazraj. sampai antara kedua suku Yahudi itupun terjadi peperangan dan tawan menawan, karena membantu sekutunya. Tetapi ketika ada orang-orang Yahudi yang tertawan, maka kedua suku Yahudi itu bersepakat untuk menebusnya, meskipun awalnya mereka saling berperang.
Di dalam ayat ini terdapat dalil yang tegas bahwa amal bagian dari iman, dan iman itu menghendaki untuk mengerjakan perintah dan menjauhi larangan.
[11] Yakni mengedepankan dunia di atas akhirat. Inilah sebab mereka memperoleh kenistaan dan kehinaan serta azab pada hari kiamat.
[12] Oleh karena itu, banyak sekali para nabi yang berasal dari Bani Israil. Nabi terakhirnya dari kalangan Bani Israil adalah Nabi Isa putera Maryam ‘alahis salam.
[13] Menurut Jumhur (mayoritas) mufassir, maksud Rohul Qudus adalah malaikat Jibril, namun ada yang mengatakan bahwa Rohul Qudus adalah keimanan yang dijadikan Allah untuk menguatkan hamba-hamba-Nya.
[14] Yakni tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka. Mereka lebih mengedepankan hawa nafsu daripada petunjuk dan lebih mengedepankan dunia daripada akhirat.
[15] Kata-kata ini ditujukan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, di mana nasehat dan pelajaran yang Beliau sampaikan tidak masuk ke dalam hati mereka. Kata-kata mereka ini dijawab oleh Allah dengan ayat di atas, yakni sebenarnya hati mereka telah dikutuk dan dicap seperti itu. Mereka telah dijauhkan dari rahmat Allah, oleh karenanya tidak ada yang mereka imani kecuali sedikit, namun hal itu tidaklah bermanfa’at bagi mereka. Bisa juga maksud “fa qaliilam maa yu’minuun” adalah bahwa sedikit sekali di antara mereka yang mau beriman, yakni kebanyakan mereka kafir.