Tafsir Surah Al Baqarah Ayat 89-93. Ini adalah lanjutan dari artikel sebelumnya: Tafsir Al Baqarah Ayat 94-101.
Ayat 89-90: Menerangkan kekafiran orang-orang Yahudi terhadap kerasulan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya karena Beliau diutus dari bangsa Arab setelah sebelumnya mereka menunggu-nunggu kedatangan Nabi akhir zaman untuk melawan musuh-musuh mereka, dan mereka telah mengenal betul kerasulan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْكَافِرِينَ (٨٩) بِئْسَمَا اشْتَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ أَنْ يَكْفُرُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ بَغْيًا أَنْ يُنَزِّلَ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ فَبَاءُوا بِغَضَبٍ عَلَى غَضَبٍ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُهِينٌ (٩٠
89.[1] Dan setelah sampai kepada mereka kitab (Al Quran) dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka[2], padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, ternyata setelah sampai kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka mengingkarinya. Maka laknat Allah bagi orang-orang yang ingkar[3].
90. Sangatlah buruk (perbuatan) mereka menjual dirinya, dengan mengingkari apa yang diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya[4] kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Karena itulah mereka mendapat kemurkaan di atas kemurkaan[5]. dan kepada orang-orang kafir (ditimpakan) azab yang menghinakan.
Ayat 91-93: Menyebutkan dustanya orang-orang Yahudi yang mengaku beriman kepada Taurat, karena mereka telah membunuh para nabi mereka dan menyembah patung anak sapi, dan bahwa penyembahan yang mereka lakukan terhadap anak sapi, merupakan tanda kecenderungan mereka kepada benda
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا نُؤْمِنُ بِمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُونَ بِمَا وَرَاءَهُ وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَهُمْ قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنْبِيَاءَ اللَّهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (٩١) وَلَقَدْ جَاءَكُمْ مُوسَى بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ اتَّخَذْتُمُ الْعِجْلَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَنْتُمْ ظَالِمُونَ (٩٢) وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّورَ خُذُوا مَا آتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاسْمَعُوا قَالُوا سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَأُشْرِبُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْعِجْلَ بِكُفْرِهِمْ قُلْ بِئْسَمَا يَأْمُرُكُمْ بِهِ إِيمَانُكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (٩٣
91. Dan apabila dikatakan kepada mereka[6], “Berimanlah kepada Al Quran yang diturunkan Allah,” mereka menjawab, “Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami”. Mereka ingkar kepada apa yang diturunkan sesudahnya (Al Qur’an)[7], padahal (Al Quran) itu adalah (kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka[8]. Katakanlah: “Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?”
92. Sesungguhnya Musa telah datang kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran (mukjizat)[9], kemudian kamu jadikan anak sapi (sebagai sembahan) setelah (kepergian)nya[10], dan kamu menjadi orang-orang yang zalim.
93. Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu[11] (seraya berfirman): “Pegang teguhlah apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!”[12] Mereka menjawab: “Kami mendengarkan tetapi kami tidak mentaati”. Telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah patung) anak sapi karena kekafiran mereka. Katakanlah: “Sangat buruk[13] perbuatan yang telah diperintahkan kepercayaanmu kepadamu jika kamu orang-orang beriman.
[1] Ibnu Ishaq berkata, “Telah menceritakan kepadaku ‘Ashim bin Umar bin Qatadah dari beberapa orang kaumnya, bahwa mereka berkata, “Sesungguhnya di antara yang menyebabkan kami masuk Islam di samping karena rahmat Allah Ta’ala dan petunjuk-Nya adalah karena kami mendengar beberapa orang-orang Yahudi, sedangkan kami –ketika itu- sebagai orang-orang musyrik penyembah berhala, sedangkan mereka Ahli Kitab memiliki ilmu yang tidak kami miliki. Ketika itu, antara kami dengan mereka senantiasa ada masalah. Ketika kami berhasil menimpakan kepada mereka apa yang tidak mereka sukai, mereka berkata, “Sesungguhnya telah dekat waktu diutusnya nabi, di mana kami akan membunuh kamu bersamanya dengan cara seperti yang menimpa kaum ‘Aad dan Iram.” Kami sering sekali mendengar hal itu dari mereka. Ketika Allah mengutus rasul-Nya, maka kami memenuhi seruan-Nya yang mengajak kami kepada Allah Ta’ala, dan kami mengetahui apa yang mereka janjikan itu, maka kami segera mendatanginya dan beriman kepadanya, sedangkan mereka malah kafir. Tentang kami dan mereka turunlah ayat ini.” (Sirah Ibnu Hisyam, hadits ini hasan karena Ibnu Ishaq apabila menyebutkan secara tegas “haddatsana” (telah menceritakan kepada kami), maka haditsnya hasan sebagaimana disebutkan oleh Al Haafzih Adz Dzahabiy dalam Al Mizan).
[2] Yakni kitab Taurat, di sana diterangkan tentang akan datangnya seorang nabi dan disebutkan juga sifat-sifatnya.
[3] Baik ingkar kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun kepada kitab yang diturunkan kepadanya (Al Qur’an).
[4] Maksudnya: Allah menurunkan wahyu (kenabian) kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
[5] Maksudnya: mereka mendapat kemurkaan yang berlipat-ganda yaitu kemurkaan karena tidak beriman kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kemurkaan yang disebabkan perbuatan mereka dahulu, yaitu membunnuh nabi-nabi, mendustakannya, merubah isi Taurat dan sebagainya.
[6] Maksudnya: apabila sebagian kaum muslim berkata kepada orang-orang Yahudi.
[7] Padahal beriman kepada apa yang diturunkan Allah menghendaki beriman secara mutlak, baik kepada kitab yang diturunkan kepada mereka maupun kepada selain mereka. Keimanan seperti inilah keimanan yang bermanfa’at, adapun membeda-bedakan dengan beriman kepada sebagiannya dan ingkar kepada sebagian yang lain, maka hal ini merupakan kekafiran yang sesungguhnya sebagaimana diterangkan dalam surat Al Maa’idah: 150-151.
[8] Yakni jika mereka memang beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka, seharusnya mereka beriman juga kepada Al Qur’an yang isinya benar dan membenarkan apa yang ada pada mereka. Di samping itu, jika memang mereka beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka, tentu mereka tidak akan membunuh nabi-nabi mereka.
[9] Mukjizat itu adalah tongkat, tangan, belalang, kutu, katak, darah, taufan (banjir besar), laut dan gunung Sinai (Thursina). Namun demikian, mereka malah menyembah patung.
[10] Maksudnya kepergian Nabi Musa ‘alaihis salam ke bukit Thur yang terletak di Sinai untuk menerima Taurat.
[11] Yakni jika mereka menolak, maka akan ditimpakan bukit Thrsina kepada mereka.
[12] Maksudnya mendengar disertai sikap tunduk, menerima dan ta’at.
[13] Perbuatan jahat yang mereka kerjakan ialah menyembah anak sapi, membunuh nabi-nabi dan melanggar janji.
Pingback: Tafsir Surah Al Baqarah Ayat 83-89 | Tafsir Al Quran