Tafsir Nuh Ayat 1-12

By | April 4, 2013

Surah Nuuh (Nabi Nuh ‘alaihis salam)

Surah ke-71. 28 ayat. Makkiyyah

  بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-4: Pengutusan Nabi Nuh ‘alaihis salam kepada kaumnya dan pembebanan kepadanya untuk menyampaikan dakwah.

إِنَّا أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ أَنْ أَنْذِرْ قَوْمَكَ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (١) قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي لَكُمْ نَذِيرٌ مُبِينٌ (٢) أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاتَّقُوهُ وَأَطِيعُونِ (٣) يَغْفِرْ لَكُمْ مِنْ ذُنُوبِكُمْ وَيُؤَخِّرْكُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ أَجَلَ اللَّهِ إِذَا جَاءَ لا يُؤَخَّرُ لَوْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (٤)

Terjemah Surat Nuh Ayat 1-4

1. [1]Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan perintah), “Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih[2],”

2. Dia (Nuh) berkata, “Wahai kaumku! Sesungguhnya aku ini seorang pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu[3],

3. (yaitu) sembahlah olehmu Allah[4], bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku,

4. Niscaya Dia mengampuni sebagian dosa-dosamu[5] dan menangguhkan kamu (memanjangkan umurmu)[6] sampai pada batas waktu yang ditentukan[7]. Sungguh, ketetapan Allah itu[8] apabila telah datang tidak dapat ditunda, seandainya kamu mengetahui[9].”

  Ayat 5-12: Usaha keras Nabi Nuh ‘alaihis salam dalam berdakwah, kesabarannya dalam berdakwah dan pengorbanannya di jalan Allah.

  قَالَ رَبِّ إِنِّي دَعَوْتُ قَوْمِي لَيْلا وَنَهَارًا (٥) فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِي إِلا فِرَارًا (٦) وَإِنِّي كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوا أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ وَاسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا وَاسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارًا (٧) ثُمَّ إِنِّي دَعَوْتُهُمْ جِهَارًا (٨) ثُمَّ إِنِّي أَعْلَنْتُ لَهُمْ وَأَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًا (٩)فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (١٠) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (١١) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (١٢)

Terjemah Surat Nuh Ayat 5-12

5. [10]Dia (Nuh) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam[11],

6. tetapi seruanku itu tidak menambah (iman) mereka, justru mereka lari (dari kebenaran)[12].

7. Dan sesungguhnya aku setiap kali aku menyeru mereka (untuk beriman) agar Engkau mengampuni mereka[13], mereka memasukkan anak jarinya ke telinganya[14] dan menutupkan bajunya (ke wajahnya)[15] dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat menyombongkan diri[16].

8. Lalu sesungguhnya aku menyeru mereka dengan cara terang-terangan[17].

9. Kemudian aku menyeru mereka secara terbuka dan dengan diam-diam[18],

10. maka aku berkata kepada mereka, ‘Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu[19], sungguh, Dia Maha Pengampun[20],

11. Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu[21],

12. dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu[22], dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu[23].”


[1] Allah Subhaanahu wa Ta’aala tidak menyebutkan dalam surah ini selain kisah Nabi Nuh ‘alaihis salam menerangkan bagaimana dakwah Beliau di tengah-tengah kaumnya dengan waktu yang cukup lama, yaitu selama 950 tahun, dan berulang kalinya Beliau mendakwahi mereka kepada tauhid serta melarang mereka berbuat syirk. Allah Subhaanahu wa Ta’aala memberitahukan bahwa Dia telah mengutus Nuh kepada kaumnya karena rahmat-Nya kepada mereka dan memperingatkan mereka sebelum datang azab yang pedih karena khawatir jika mereka tetap terus di atas kekafiran, Allah membinasakan mereka dengan kebinasaan yang kekal dan mengazab mereka selama-lamanya. Maka Nuh ‘alaihis salam melaksanakan perintah itu sebagaimana yang diterangkan dalam ayat selanjutnya.

[2] Di dunia dan akhirat.

[3] Yang demikian karena jelasnya peringatan Beliau sehingga tegak hujjah.

[4] Yaitu dengan beribadah hanya kepada-Nya dan menjauhi syrik dan segala sarana yang mengarah kepadanya.

[5] Sehingga mereka selamat dari azab dan mendapatkan pahala.

[6] Dengan mendapatkan nikmat dan tidak diazab.

[7] Yaitu ajal kematian.

[8] Untuk mengazab kamu jika tidak beriman.

[9] Seandainya kamu mengetahui, tentu kamu tidak akan kafir kepada Allah dan menentang kebenaran.

[10] Kaum Nuh ‘alaihis salam meskipun telah didakwahi berkali-kali, tetapi mereka tetap saja kafir dan tidak mau beriman sehingga setelah nyata bagi Nabi Nuh ‘alaihis salam bahwa mereka tidak akan beriman dan tidak akan tunduk kepada perintahnya, maka Beliau mengeluhkan kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala keadaan kaumnya.

[11] Yakni terus menerus.

[12] Sehingga dakwah Beliau tidak ada faedahnya, karena faedah yang diharapkan dari dakwah adalah tercapainya maksud atau sebagiannya.

[13] Yakni jika mereka memenuhi seruan itu Engkau akan mengampuni mereka. Hal ini menunjukkan, bahwa maslahatnya adalah untuk mereka sendiri, tetapi mereka menolaknya dan tetap di atas kebatilan.

[14] Agar tidak mendengar kata-kata Nabi Nuh ‘alaihis salam.

[15] Agar mereka tidak melihat Nabi Nuh ‘alaihis salam karena benci kepada Beliau dan kepada apa yang Beliau serukan.

[16] Terhadap kebenaran, sehingga keburukan mereka semakin bertambah dan mereka semakin jauh dari kebaikan.

[17] Dakwah ini dilakukan setelah dakwah dengan cara diam-diam tidak berhasil, Beliau memperdengarkan kepada mereka semua.

[18] Setelah melakukan dakwah secara diam-diam kemudian secara terang-terangan namun tidak juga berhasil, maka Nabi Nuh ‘alaihis salam melakukan kedua cara itu sekaligus. Ini menunjukkan perhatian dan sikap nasihat dalam diri Beliau serta menggunakan berbagai cara agar mereka mau menerima dakwah Beliau.

[19] Yakni tinggalkanlah dosa-dosa yang kamu kerjakan selama ini dan mintalah ampunan kepada Allah darinya.

[20] Yakni Dia banyak mengampuni orang yang bertobat dan beristighfar. Beliau mendorong mereka agar mereka mau diampuni dosa-dosanya, mendapatkan pahala dan terhindar dari siksa. Pada ayat selanjutnya, Beliau mendorong mereka agar meraih kebaikan di dunia, yaitu dalam kata-kata, Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu,

[21] Yang menyirami perbukitan dan tanah rendah, menghidupkan negeri dan penghuninya.

[22] Yakni memperbanyak hartamu yang dengannya kamu dapat memperoleh apa yang kamu inginkan dari dunia.

[23] Ini termasuk kenikmatan dunia yang disukai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *