Tafsir Al Qiyamah Ayat 26-40

By | April 4, 2013

Ayat 26-35: Keadaan manusia pada saat sakratul maut, dan keadaan orang munafik dan orang kafir.

  كَلا إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ (٢٦) وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ (٢٧) وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ (٢٨) وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ (٢٩)إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ (٣٠)فَلا صَدَّقَ وَلا صَلَّى (٣١) وَلَكِنْ كَذَّبَ وَتَوَلَّى (٣٢) ثُمَّ ذَهَبَ إِلَى أَهْلِهِ يَتَمَطَّى (٣٣) أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى (٣٤) ثُمَّ أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى  (٣٥)

Terjemah Surat Al Qiyamah Ayat 26-35

26. [1]Tidak! [2] Apabila (nyawa) telah sampai ke kerongkongan,

27. dan dikatakan[3] (kepadanya), “Siapa yang dapat menyembuhkan?” [4]

28. dan dia yakin bahwa itulah waktu perpisahan (dengan dunia)

29. dan bertaut[5] betis (kiri) dengan betis (kanan),

30. Kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.

31. Karena dia (dahulu) tidak mau membenarkan (Al Qur’an dan Rasul)[6] dan tidak mau melaksanakan shalat,

32. Tetapi justru dia mendustakan (Rasul) dan berpaling (dari kebenaran)[7],

33. kemudian dia pergi kepada keluarganya, dengan sombong.

34. [8]Celakalah kamu! Maka celakalah!

35. Sekali lagi, celakalah kamu (manusia)! Maka celakalah[9]!

Ayat 36-40: Manusia tidak dibiarkan begitu saja setelah diciptakan, dalil-dalil yang menunjukkan akan dibangkitkannya manusia dan dikumpulkan, dan peringatan kepada manusia terhadap hari itu.

 

أَيَحْسَبُ الإنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى (٣٦) أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى (٣٧) ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى (٣٨) فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالأنْثَى (٣٩) أَلَيْسَ ذَلِكَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يُحْيِيَ الْمَوْتَى (٤٠)

 Terjemah Surat Al Qiyamah Ayat 36-40

36. Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)[10]?

37. Bukankah dia mulanya hanya setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),

38. Kemudian (mani itu) menjadi sesuatu yang melekat, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya,

39. Lalu Dia menjadikan darinya sepasang laki-laki dan perempuan.

40. Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?[11]


[1] Allah Subhaanahu wa Ta’aala menasihati hamba-hamba-Nya dengan menyebutkan keadaan orang yang sedang dijemput kematian, dan bahwa apabila ruh telah sampai di kerongkongan, maka penderitaan semakin berat dan dicarilah segala cara dan sebab untuk menyembuhkan dan mengistirahatkannya. Oleh karena itu, pada ayat selanjutnya disebutkan, “Dan dikatakan (kepadanya), “Siapa yang dapat menyembuhkan?”

[2] Kata ‘kalla’ di ayat ini bisa diartikan ‘Ingatlah’.

[3] Orang-orang yang mengelilinginya akan berkata, “Siapakah yang dapat menyembuhkannya?”

[4] Akan tetapi qadha’ dan qadar apabila datang maka tidak ada yang dapat menolaknya.

[5] Yakni merapat. Hal itu, karena demikian dahsyat penderitaan ketika itu dan ruh yang biasa melekat di badan diminta keluar, kemudian dihalau menghadap Allah agar Dia membalas amalnya dan mereka mengakui perbuatannya.

Peringatan dari Allah Subhaanahu wa Ta’aala ini dapat membawa seseorang kepada keselamatan dan meninggalkan sesuatu yang dapat membinasakannya, akan tetapi bagi orang yang membangkang tetap saja tidak bermanfaat peringatan dan ayat-ayat itu, bahkan ia senantiasa berada di atas kezalimannya, kekafirannya dan pembangkangannya sebagaimana yang diterangkan dalam ayat selanjutnya.

[6] Ia tidak beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan qadar-Nya yang baik dan yang buruk.

[7] Dengan tenang hatinya tanpa rasa takut kepada Tuhannya.

[8] Imam Nasa’i meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Sa’id bin Jubair ia berkata: Aku bertanya kepada Ibnu Abbas (tentang firman Allah Ta’ala),Celakalah kamu! Maka celakalah!– Sekali lagi, celakalah kamu (manusia)! Maka celakalah! Ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkannya kepada Abu Jahal, kemudian Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan ayat tersebut.” (Syaikh Muqbil berkata, “Hadits tersebut para perawinya adalah para perawi hadits shahih.”)

[9] Kutukan terhadap orang kafir ini diulang-ulang sampai empat kali: (1) Pada saat ia akan mati, (2) Ketika berada dalam kubur, (3) Pada waktu hari berbangkit, dan (4) Di dalam neraka Jahanam.

[10] Yakni tidak dibebani dengan beban syariat (agama) dan tidak diberikan balasan.

[11] Ya, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.

Selesai tafsir surah Al Qiyamah dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya, wal hamdulillahi Rabbil ‘aalamiin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *