Tafsir Al Qamar Ayat 23-42

By | April 5, 2013

Ayat 23-32: Kehancuran kaum Tsamud.

  كَذَّبَتْ ثَمُودُ بِالنُّذُرِ (٢٣) فَقَالُوا أَبَشَرًا مِنَّا وَاحِدًا نَتَّبِعُهُ إِنَّا إِذًا لَفِي ضَلالٍ وَسُعُرٍ (٢٤) أَؤُلْقِيَ الذِّكْرُ عَلَيْهِ مِنْ بَيْنِنَا بَلْ هُوَ كَذَّابٌ أَشِرٌ (٢٥)سَيَعْلَمُونَ غَدًا مَنِ الْكَذَّابُ الأشِرُ (٢٦) إِنَّا مُرْسِلُو النَّاقَةِ فِتْنَةً لَهُمْ فَارْتَقِبْهُمْ وَاصْطَبِرْ (٢٧) وَنَبِّئْهُمْ أَنَّ الْمَاءَ قِسْمَةٌ بَيْنَهُمْ كُلُّ شِرْبٍ مُحْتَضَرٌ (٢٨)فَنَادَوْا صَاحِبَهُمْ فَتَعَاطَى فَعَقَرَ (٢٩) فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ (٣٠) إِنَّا أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ صَيْحَةً وَاحِدَةً فَكَانُوا كَهَشِيمِ الْمُحْتَظِرِ (٣١) وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ (٣٢)

Terjemah Surat Al Qamar Ayat  23-32

23. Kaum Tsamud pun telah mendustakan peringatan itu[1].

24. Maka mereka berkata, “Bagaimana kita akan mengikuti seorang manusia (biasa) di antara kita?” [2] Sungguh, kalau kita begitu kita benar-benar telah sesat dan gila[3].”

25. Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita?[4] Pastilah dia (Saleh) seorang yang sangat pendusta dan sombong.”

26. [5]Kelak mereka akan mengetahui siapa yang sebenarnya sangat pendusta dan sombong itu[6].

27. Sesungguhnya Kami akan mengirimkan unta betina sebagai cobaan bagi mereka[7], maka tunggulah mereka[8] dan bersabarlah (Saleh)[9].

28. Dan beritahukanlah kepada mereka bahwa air itu dibagi di antara mereka (dengan unta betina itu)[10]; setiap orang berhak mendapat giliran minum.

29. Maka mereka memanggil kawannya[11], lalu dia menangkap (unta itu) dan membunuhnya.

30. Maka betapa dahsyatnya azab-Ku dan peringatan-Ku!

31. Kami kirimkan atas mereka satu suara yang keras mengguntur[12], maka jadilah mereka seperti batang-batang kering yang lapuk.

32. Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?

Ayat 33-42: Kehancuran kaum Luth dan Fir’aun.

 

كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوطٍ بِالنُّذُرِ (٣٣) إِنَّا أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ حَاصِبًا إِلا آلَ لُوطٍ نَجَّيْنَاهُمْ بِسَحَرٍ (٣٤)نِعْمَةً مِنْ عِنْدِنَا كَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ شَكَرَ (٣٥) وَلَقَدْ أَنْذَرَهُمْ بَطْشَتَنَا فَتَمَارَوْا بِالنُّذُرِ (٣٦) وَلَقَدْ رَاوَدُوهُ عَنْ ضَيْفِهِ فَطَمَسْنَا أَعْيُنَهُمْ فَذُوقُوا عَذَابِي وَنُذُرِ (٣٧) وَلَقَدْ صَبَّحَهُمْ بُكْرَةً عَذَابٌ مُسْتَقِرٌّ (٣٨)فَذُوقُوا عَذَابِي وَنُذُرِ (٣٩) وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ (٤٠)وَلَقَدْ جَاءَ آلَ فِرْعَوْنَ النُّذُرُ (٤١) كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا كُلِّهَا فَأَخَذْنَاهُمْ أَخْذَ عَزِيزٍ مُقْتَدِرٍ (٤٢)

Terjemah Surat Al Qamar Ayat 33-42

33. Kaum Luth pun telah mendustakan peringatan itu[13].

34. Sesungguhnya Kami kirimkan kepada mereka badai yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. Kami selamatkan mereka sebelum fajar menyingsing,

35. sebagai nikmat dari kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur[14].

36. Dan sungguh, dia (Luth) telah memperingatkan mereka akan hukuman Kami, tetapi mereka mendustakan peringatan-Ku.

37. Dan sungguh, mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamuya (kepada mereka), lalu Kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan peringatan-Ku.

38. Dan sungguh, pada esok harinya mereka benar-benar ditimpa azab yang tetap[15].

39. Maka rasakanlah azab-Ku dan peringatan-Ku!

40. Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?

41. Dan sungguh, peringatan telah datang kepada kaum Fir’aun[16].

42. Mereka mendustakan mukjizat-mukjizat Kami semuanya[17], maka Kami azab mereka dengan azab dari Yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa[18].


[1] Kaum Tsamud adalah sebuah kabilah yang terkenal di daerah Hijr. Nabi yang Allah utus kepada mereka adalah Shalih ‘alaihis salam, dia mengajak mereka beribadah kepada Allah saja serta memperingatkan mereka dengan azab Allah jika mereka mendurhakai-Nya, namun mereka malah mendustakannya dan bersikap sombong terhadapnya sambil berkata, “”Bagaimana kita akan mengikuti seorang manusia (biasa) di antara kita?”

[2] Yakni bagaimana kita akan mengikuti manusia yang bukan raja kita, bukan selain kita yang dianggap besar oleh kita, dan lagi dia hanya seorang diri?

[3] Maksudnya, jika kita mengikutinya sedangkan dia seperti itu keadaannya, maka kita benar-benar telah sesat dan gila. Ucapan mereka ini tidak lain karena kebodohan mereka, mereka enggan dengan sombong untuk mengikuti Rasul mereka dari kalangan manusia, tetapi mereka tidak enggan menjadi penyembah makhluk yang lebih lemah dari mereka, yaitu pohon, batu dan rupaka.

[4] Yakni apa kelebihan dia dari kita sehingga Allah menurunkan wahyu-Nya kepadanya? Ini merupakan sanggahan dan syubhat yang biasa digunakan oleh orang-orang yang mendustakan para rasul, dan Allah Subhaanahu wa Ta’aala telah menjawabnya dengan ucapan para rasul terhadap kaum mereka: Rasul-rasul mereka berkata kepada kaum mereka, “Kami tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya.” (lihat surah Ibrahim: 11)

Para rasul, Allah berikan sifat, akhlak dan kesempurnaan agar mereka dapat mengemban risalah Tuhan mereka dan diistimewakan-Nya dengan wahyu-Nya. Termasuk rahmat Allah dan kebijaksanaan-Nya adalah Dia mengangkat rasul dari kalangan manusia. Kalau sekiranya mereka dari kalangan malaikat, tentu manusia tidak dapat mengambil ilmu dari mereka, dan kalau sekiranya para rasul dari kalangan malaikat tentu Allah Subhaanahu wa Ta’aala akan menyegerakan azab bagi orang-orang yang mendustakan.

[5] Allah Subhaanahu wa Ta’aala menjawab tuduhan mereka terhadap Nabi-Nya.

[6] Yakni Beliau ataukah mereka?

[7] Di samping sebagai mukjizat Nabi Shalih dan nikmat untuk mereka, dimana mereka dapat memerah susunya yang mencukupi mereka semua.

[8] Yakni tunggulah apa yang mereka lakukan, atau tunggulah apa yang menimpa mereka, atau tunggulah apakah mereka beriman atau kafir.

[9] Terhadap gangguan mereka dan tetap teruslah berdakwah.

[10] Sehari untuk mereka dan sehari lagi untuk unta betina. Lama-kelamaan mereka bosan dengannya lalu berniat membunuh unta betina itu.

[11] Dia adalah orang yang paling celaka di antara mereka.

[12] Dan gempa, sehingga membinasakan mereka sampai yang terakhir, dan Allah menyelamatkan Nabi Shalih ‘alaihis salam dan orang-orang yang beriman bersamanya.

[13] Yaitu ketika Nabi Luth ‘alaihis salam mengajak mereka beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala dan melarang mereka berbuat syirk serta perbuatan keji yang belum pernah dilakukan sebelumnya oleh seorang pun di alam semesta. Tetapi mereka malah mendustakannya dan tetap di atas syirk dan perbuatan kejinya, sampai tiba saat dimana mereka akan dibinasakan, yaitu dengan datangnya para malaikat kepada mereka dalam rupa manusia yang menjadi tamu-tamu Nabi Luth. Ketika kaum Luth mendengar kedatangan mereka, maka mereka (kaum Luth) segera datang untuk melakukan perbuatan keji dengan para tamu itu dan membujuk Luth agar menyerahkan para tamu itu, maka Allah memerintahkan malaikat JIbril ‘alaihis salam menghapus penglihatan (membuat buta) mereka dengan sayapnya, dan Nabi Luth memperingatkan mereka dengan azab Allah dan hukuman-Nya.

[14] Yaitu orang-orang yang beriman.

[15] Yang berlanjut dengan azab akhirat. Allah Subhaanahu wa Ta’aala membalikkan negeri mereka, menjadikan bagian bawahnya menjadi bagian atas, lalu penghuninya dilempari dengan batu dari tanah yang keras secara bertubi-tubi, dimana nama-nama orang yang akan dilempari batu tertera di batu tersebut, dan Allah Subhaanahu wa Ta’aala menyelamatkan Luth dan keluarganya dari bencana yang besar sebagai balasan terhadap sikap syukur mereka kepada Allah dan ibadah mereka kepada-Nya.

Lihat kembali kisah kaum Luth ini pada surat Hud (11) ayat 77-83.

[16] Allah Subhaanahu wa Ta’aala mengutus kepada mereka Nabi Musa Al Kalim ‘alaihis salam dan memperkuatnya dengan ayat-ayat dan mukjizat, namun mereka mendustakan ayat-ayat Allah semuanya, maka Allah Azza wa Jalla mengazab mereka dengan azab dari Yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa. Dia menenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya ke dalam laut.

[17] Maksudnya 9 buah mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi Musa ‘alaihis salam.

[18] Maksud dari disebutkannya kisah-kisah ini adalah untuk memperingatkan manusia dan orang-orang yang mendustakan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itulah, Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman, Apakah orang-orang kafir di lingkunganmu (kaum musyrikin) lebih baik dari mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *