Tafsir Adz Dzaariyat Ayat 1-14

By | April 6, 2013

Surah Adz Dzaariyat (Angin Yang Menerbangkan)

Surah ke-51. 60 ayat. Makkiyyah

  بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-6: Sumpah Allah Subhaanahu wa Ta’aala untuk menerangkan bahwa kebangkitan, pengumpulan manusia di padang mahsyar dan pembalasan adalah benar dan pasti terjadi.

  وَالذَّارِيَاتِ ذَرْوًا (١) فَالْحَامِلاتِ وِقْرًا (٢) فَالْجَارِيَاتِ يُسْرًا (٣)فَالْمُقَسِّمَاتِ أَمْرًا (٤) إِنَّمَا تُوعَدُونَ لَصَادِقٌ (٥) وَإِنَّ الدِّينَ لَوَاقِعٌ  (٦)

Terjemah Surat Adz Dzaariyat Ayat 1-6

1. [1]Demi (angin) yang menerbangkan debu,

2. dan awan yang mengandung hujan[2],

3. dan (kapal-kapal) yang berlayar dengan mudah[3],

4. dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan[4],

5. sungguh, apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar,

6. dan sungguh, (hari) pembalasan[5] pasti terjadi,

Ayat 7-14: Sikap kaum musyrik terhadap adanya kebangkitan, bantahan untuk mereka dan menerangkan keadaan mereka pada hari Kiamat.

  وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْحُبُكِ (٧) إِنَّكُمْ لَفِي قَوْلٍ مُخْتَلِفٍ (٨) يُؤْفَكُ عَنْهُ مَنْ أُفِكَ (٩) قُتِلَ الْخَرَّاصُونَ (١٠) الَّذِينَ هُمْ فِي غَمْرَةٍ سَاهُونَ (١١) يَسْأَلُونَ أَيَّانَ يَوْمُ الدِّينِ (١٢) يَوْمَ هُمْ عَلَى النَّارِ يُفْتَنُونَ (١٣) ذُوقُوا فِتْنَتَكُمْ هَذَا الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تَسْتَعْجِلُونَ (١٤)

Terjemah Surat Adz Dzaariyat Ayat 7-14

7. Demi langit yang mempunyai jalan-jalan[6],

8. sungguh, kamu[7] benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat[8],

9. dipalingkan darinya (Rasul dan Al Quran) orang yang dipalingkan[9].

10. Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta[10],

11. (yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan dan kelalaian[11],

12. mereka bertanya[12], “Kapankah hari pembalasan itu?”

13. (Hari pembalasan itu) ialah pada hari ketika mereka diazab di dalam api neraka.

14. (Dikatakan kepada mereka), “Rasakanlah azabmu ini. Inilah azab yang dahulu kamu minta agar disegerakan[13].”


[1] Ayat ini adalah sumpah dari Allah yang Mahabenar ucapan-Nya dengan makhluk-makhluk-Nya yang Allah jadikan padanya terdapat maslahat dan manfaat bagi manusia, untuk menerangkan bahwa janji-Nya adalah benar, hari pembalasan pasti terjadi dan tidak ada yang dapat menghalanginya. Jika yang memberitakannya adalah Tuhan Yang Mahabenar ucapan-Nya dan Dia bersumpah terhadapnya, Dia juga telah menegakkan dalil dan bukti-buktinya, maka mengapa orang-orang yang mendustakan masih mendustakannya dan manusia masih berpaling dengan tidak beramal untuknya.

[2] Dengannya, Allah Subhaanahu wa Ta’aala memberikan manfaat kepada negeri dan hamba.

[3] Di antara mufassir ada yang menafsirkan Al Jaariyat di ayat ini dengan bintang-bintang yang beredar secara mudah, menghiasi langit dan dipakai petunjuk di kegelapan baik di darat maupun di laut dan dapat diambil pelajaran daripadanya.

[4] Maksudnya ialah membagi-bagikan urusan makhluk yang diperintahkan kepadanya dengan izin-Nya seperti perjalanan bintang-bintang, mengurus hujan, rezeki dan sebagainya.

[5] Yakni pembalasan setelah hisab.

[6] Maksudnya adalah orbit bintang-bintang dan planet-planet.

[7] Wahai orang-orang yang mendustakan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

[8] Maksudnya kaum musyrikin berbeda pendapat tentang Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Al-Quran. Di antara mereka ada yang mengatakan, bahwa Beliau adalah penyair, ada pula yang mengatakan bahwa Beliau pesihir, ada pula yang mengataan bahwa Beliau seorang dukun, dan ada pula yang mengatakan bahwa Beliau sebagai orang gila. Sedangkan terhadap Al Qur’an, mereka menyebutnya sebagai syair, sihir atau perdukunan.

Pendapat mereka yang berbeda-beda terhadap Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Al Qur’an menunjukkan bahwa mereka berada dalam keraguan dan kebimbangan, dan bahwa apa yang mereka pegang adalah batil. Sebaliknya, kebenaran (Al Qur’an) yang dibawa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang satu dengan yang lain saling membenarkan, tidak berbeda dan tidak bertentangan. Hal ini menunjukkan kebenarannya dan bahwa ia berasal dari sisi Allah ‘Azza wa Jalla. Oleh karena itu, Dia berfirman, “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau sekiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” (Terj. An Nisaa’: 82)

[9] Dari hidayah atau dari beriman dalam ilmu Allah Subhaanahu wa Ta’aala.

[10] Yaitu mereka yang berbeda-beda pendapat itu. Atau mereka yang berdusta terhadap Allah, mengingkari ayat-ayat-Nya, menyibukkan dengan hal yang batil untuk menolak kebenaran dan berkata terhadap Allah apa yang mereka tidak ketahui.

[11] Terhadap akhirat.

[12] Secara ragu-ragu dan mendustakan dan menganggap bahwa hal itu mustahil.

[13] Mereka meminta disegerakan sebagai olok-olokkan terhadapnya. Maka pada hari itu, mereka bersenang-senang dengan berbagai macam azab dan siksaan, dengan belenggu dan rantai, dengan kemurkaan dan bencana wal ‘iyaadz billah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *