Tafsir Yunus Ayat 98-109

By | Maret 9, 2013

Ayat 98-100: Kaum Nabi Yunus ‘alaihis salam dan keimanan mereka, serta penjelasan bahwa kehendak Allah itulah yang berlaku

فَلَوْلا كَانَتْ قَرْيَةٌ آمَنَتْ فَنَفَعَهَا إِيمَانُهَا إِلا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّا آمَنُوا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَى حِينٍ (٩٨) وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لآمَنَ مَنْ فِي الأرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا أَفَأَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّى يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ (٩٩) وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تُؤْمِنَ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَجْعَلُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لا يَعْقِلُونَ    (١٠٠)

Terjemah Surat Yunus Ayat 98-100

98. Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman[1], lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? ketika mereka (kaum Yunus itu) beriman[2], Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu[3].

99. Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya[4]. Tetapi apakah kamu (hendak) memaksa manusia[5] agar mereka menjadi orang-orang yang beriman?[6]

100. Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah[7], dan Allah menimpakan azab kepada orang yang tidak mempergunakan akalnya[8].

Ayat 101-106: Pentingnya memikirkan kerajaan Allah Subhaanahu wa Ta’aala, sunnatullah dalam menolong hamba-hamba-Nya yang mukmin, dan seruan Islam

قُلِ انْظُرُوا مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا تُغْنِي الآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لا يُؤْمِنُونَ (١٠١) فَهَلْ يَنْتَظِرُونَ إِلا مِثْلَ أَيَّامِ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِهِمْ قُلْ فَانْتَظِرُوا إِنِّي مَعَكُمْ مِنَ الْمُنْتَظِرِينَ      (١٠٢) ثُمَّ نُنَجِّي رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا كَذَلِكَ حَقًّا عَلَيْنَا نُنْجِ الْمُؤْمِنِينَ (١٠٣) قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي شَكٍّ مِنْ دِينِي فَلا أَعْبُدُ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ أَعْبُدُ اللَّهَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (١٠٤) وَأَنْ أَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا وَلا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (١٠٥) وَلا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لا يَنْفَعُكَ وَلا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ (١٠٦

Terjemah Surat Yunus Ayat 101-106

101.[9] Katakanlah, “Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi!” Tidaklah bermanfaat tanda-tanda (kebesaran Allah) dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang yang tidak beriman[10].

102. Maka mereka tidak menunggu-nunggu[11] kecuali (kejadian-kejadian) yang sama dengan kejadian-kejadian (yang menimpa) orang-orang yang telah terdahulu sebelum mereka. Katakanlah, “Maka tunggulah, aku pun termasuk orang yang menunggu bersama kamu[12].”

103. Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman[13], demikianlah menjadi kewajiban Kami menyelamatkan orang yang beriman.

104. Katakanlah (Muhammad), “Wahai manusia![14] Jika kamu masih dalam keragu-raguan tentang agamaku, maka (ketahuilah)[15] aku tidak menyembah yang kamu sembah selain Allah, tetapi aku menyembah Allah yang akan mematikan kamu[16] dan aku telah diperintah agar termasuk orang yang beriman.”

105. Dan (aku telah diperintah), “Hadapkanlah wajahmu kepada agama dengan tulus dan ikhlas[17], dan jangan sekali-kali engkau termasuk orang yang musyrik.”

106. Dan jangan engkau menyembah sesuatu yang tidak memberi manfaat[18] dan tidak (pula) memberi bencana kepadamu[19] selain Allah, sebab jika engkau lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya engkau termasuk orang-orang zalim[20].”

Ayat 107-109: Segala sesuatu berasal dari sisi Allah, maka tidak ada seorang pun yang dapat memberi manfaat atau menimpakan madharrat kecuali Allah Subhaanahu wa Ta’aala. Oleh karena itu, termasuk yang wajib dilakukan adalah bertawakkal kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala dan bersabar di jalan dakwah

وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلا كَاشِفَ لَهُ إِلا هُوَ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلا رَادَّ لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (١٠٧) قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا وَمَا أَنَا عَلَيْكُمْ بِوَكِيلٍ (١٠٨) وَاتَّبِعْ مَا يُوحَى إِلَيْكَ وَاصْبِرْ حَتَّى يَحْكُمَ اللَّهُ وَهُوَ خَيْرُ الْحَاكِمِينَ (١٠٩

Terjemah Surat Yunus Ayat 107-109

107.[21] Jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu[22], maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dia Maha Pengampun[23] lagi Maha Penyayang[24].

108. Katakanlah (Muhammad), “Wahai manusia! TeIah datang kepadamu kebenaran (Al Quran) dari Tuhanmu, sebab itu barang siapa mendapat petunjuk[25], maka sebenarnya (petunjuk itu) untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan barang siapa sesat[26], sesungguhnya kesesatannya itu (mencelakakan) dirinya sendiri[27]. Dan aku bukanlah pemelihara dirimu[28].”

109. Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu[29], dan bersabarlah[30] hingga Allah memberi keputusan[31]. Dialah hakim yang terbaik[32].


[1] Sebelum turunnya azab.

[2] Saat melihat tanda-tanda akan turun azab.

[3] Yakni sampai tiba ajal mereka. Hikmah mengapa selain kaum Yunus dibinasakan adalah karena ketika dihilangkan azab dari mereka, niscaya mereka kembali berbuat kekafiran, adapun kaum Yunus, maka Allah Subhaanahu wa Ta’aala mengetahui bahwa keimanan mereka akan tetap langgeng, dan ternyata demikian, wallahu a’lam.

[4] Akan tetapi hikmah Allah Subhaanahu wa Ta’aala menghendaki, bahwa di antara mereka ada yang mukmin dan ada yang kafir.

[5] Yang tidak dikehendaki Allah beriman.

[6] Kamu tidak akan sanggup menjadikan mereka beriman.

[7] Yakni dengan iradah dan kehendak-Nya serta izinnya yang bersifat qadari (terhadap alam semesta) lagi syar’i (sesuai syari’at-Nya). Oleh karena itu, jika di antara makhluk ada yang siap menerimanya, maka iman akan tumbuh dalam dirinya, kemudian Allah akan memberinya taufiq dan hidayah-Nya.

[8] Untuk mentadabburi ayat-ayat Allah Ta’ala, memperhatikan nasehat dan pelajaran-Nya.

[9] Allah Subhaanahu wa Ta’aala mengajak hamba-hamba-Nya memperhatikan apa yang ada di langit dan di bumi. Memperhatikan di sini adalah dengan memikirkan, merenungi, mengambil pelajaran serta menyimpulkan apa yang ada di dalamnya, karena di sana terdapat ayat-ayat bagi kaum yang beriman serta pelajaran bagi orang-orang yang yakin, di mana semuanya menunjukkan bahwa Allah saja yang berhak disembah, yang Maha Terpuji, Pemilik kebesaran dan kemuliaan, serta memiliki nama-nama dan sifat yang agung.

[10] Karena mereka berpaling lagi menentang.

[11] Yakni orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah setelah jelasnya tidaklah menunggu selain kebinasaan dan hukuman, karena mereka telah melakukan hal yang sama dengan generasi sebelum mereka yang dibinasakan, dan sunnatullah berlaku baik terhadap orang-orang terdahulu maupun yang datang kemudian.

[12] Yakni kamu akan mengetahui siapakah yang akan memperoleh kesudahan yang baik, dan memperoleh keselamatan di dunia dan akhirat. Sudah tentu akan yang akan memperolehnya adalah rasul dan pengikutnya.

[13] Dari azab yang turun.

[14] Ketika itu kata-kata ini ditujukan kepada penduduk Mekah.

[15] Yakni aku tidak ragu-ragu terhadapnya, bahkan aku memiliki ilmu yang yakin, bahwa ia merupakan kebenaran, dan apa yang kamu sembah selain Allah adalah batil, dan aku memiliki dalil dan bukti terhadapnya.

[16] Allah Subhaanahu wa Ta’aala yang menciptakan kamu, Dia pula yang mematikan kamu, kemudian akan membangkitkan kamu untuk memberi balasan terhadap amalmu. Oleh karenanya, Dialah yang berhak disembah dan diibadati.

[17] Yakni ikhlaskanlah amalmu yang nampak maupun yang tersembunyi karena Allah dan kerjakanlah ajaran agama sambil menghadapkan hati kepada Allah dan berpaling terhadap selain-Nya.

[18] Jika kamu menyembahnya.

[19] Jika kamu tidak menyembahnya. Inilah sifat yang ada pada sesembahan selain Allah yang menunjukkan tidak berhaknya untuk disembah.

[20] Yakni orang yang mencelakakan dirinya sendiri.

[21] Dalam ayat ini diterangkan dalil yang kuat yang menunjukkan bahwa yang berhak disembah hanyalah Allah, karena Allah yang memberikan manfaat dan berkuasa menimpakan bencana, Dia yang memberi dan yang berkuasa menghalangi. Dia adalah Tuhan di mana tidak ada yang sanggup menghilangkan bencana selain Dia. Jika semua penduduk bumi berkumpul untuk memberikan manfaat, maka mereka tidak akan dapat memberikannya kecuali sesuai yang telah ditetapkan Allah. Demikian juga jika semua orang berniat untuk menimpakan bencana, maka mereka tidak dapat menimpakannya kecuali jika dikehendaki Allah.

[22] Seperti kefakiran dan penyakit.

[23] Dia mengampuni semua dosa, Dia yang memberi taufik kepada hamba-Nya untuk mendatangi sebab-sebab untuk diampuni, kemudian apabila telah dilakukan, maka Allah Subhaanahu wa Ta’aala akan mengampuni dosa-dosanya yang besar maupun yang kecil.

[24] Rahmat-Nya meliputi segala sesuatu, kepemurahan-Nya mengena kepada semua yang ada, di mana semua makhluk tidak merasa cukup, bahkan selalu membutuhkan ihsan-Nya. Jika seorang hamba mengetahui berdasarkan keterang-keterangan di atas, bahwa Allah yang memberikan berbagai kenikmatan dan Dia yang mampu menghilangkan bencana, maka jelaslah bahwa Allah adalah Tuhan yang sebenarnya, dan bahwa apa yang mereka sembah selain-Nya adalah batil.

[25] Yakni dengan mengetahui kebenaran, mengamalkannya, mengutamakannya, maka yang demikian untuk kebaikan dirinya, Alah Subhaanahu wa Ta’aala tidak butuh terhadapnya, bahkan sebenarnya buah dari amal mereka kembali kepada mereka.

[26] Dengan tidak mengetahui kebenaran atau tidak mau mengamalkannya.

[27] Dan Allah tidaklah rugi, bahkan yang rugi adalah orang yang sesat itu.

[28] Yakni pembelihara amalmu dan yang menjumlahkannya, sehingga aku harus memaksa kamu mengikuti petunjuk. Aku hanyalah pemberi peringatan yang jelas. Allah yang memperhatikan kamu, oleh karena itu perhatikanlah dirimu dalam waktu pemberian tangguh ini.

[29] Baik dalam hal ilmu, amal, keadaan, dan dakwah.

[30] Dalam berdakwah dan dalam menghadapi gangguan yang mereka tujukan kepadamu, karena kesudahannya adalah kebaikan, sehingga jangan malas atau bosan, bahkan tetaplah di atasnya. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabar sampai Allah memenangkan agama-Nya, memenangkan Beliau terhadap musuh-musuh-Nya dalam peperanan setelah Allah memenangkan Beliau melalui hujjah dan alasan. Ada pula yang menafsirkan maksud “sehingga Allah memberikan keputusan” yaitu keputusan agar kaum musyrik diperangi dan Ahli Kitab disuruh membayar jizyah (pajak).

[31] Antara kamu dan kaummu yang mendustakan.

[32] Karena hukum-Nya penuh dengan keadilan yang sempurna. Selesai tafsir surat Yunus dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *