Tafsir Al Furqan Ayat 11-20

By | Maret 29, 2013

Ayat 11-16: Pendustaan orang-orang kafir kepada hari Kiamat, dan bahwa neraka sedang menanti mereka serta berbagai azab yang ada di dalam neraka.

بَلْ كَذَّبُوا بِالسَّاعَةِ وَأَعْتَدْنَا لِمَنْ كَذَّبَ بِالسَّاعَةِ سَعِيرًا (١١) إِذَا رَأَتْهُمْ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ سَمِعُوا لَهَا تَغَيُّظًا وَزَفِيرًا (١٢) وَإِذَا أُلْقُوا مِنْهَا مَكَانًا ضَيِّقًا مُقَرَّنِينَ دَعَوْا هُنَالِكَ ثُبُورًا (١٣) لا تَدْعُوا الْيَوْمَ ثُبُورًا وَاحِدًا وَادْعُوا ثُبُورًا كَثِيرًا (١٤) قُلْ أَذَلِكَ خَيْرٌ أَمْ جَنَّةُ الْخُلْدِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ كَانَتْ لَهُمْ جَزَاءً وَمَصِيرًا (١٥) لَهُمْ فِيهَا مَا يَشَاءُونَ خَالِدِينَ كَانَ عَلَى رَبِّكَ وَعْدًا مَسْئُولا (١٦

Terjemah Surat Al Furqan Ayat 11-16

11. [1]Bahkan mereka mendustakan hari kiamat. Dan Kami menyediakan neraka yang menyala-nyala bagi siapa yang mendustakan hari kiamat.

12. Apabila ia (neraka) melihat[2] mereka dari tempat yang jauh[3], mereka mendengar suaranya yang gemuruh karena marahnya[4].

13. Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu[5], mereka di sana berteriak mengharapkan kebinasaan[6].

14. (Akan dikatakan kepada mereka), “Jangan kamu sekalian mengharapkan pada hari ini satu kebinasaan, melainkan harapkanlah kebinasaan yang berulang-ulang[7].”

15. Katakanlah (Muhammad)[8], “Apakah (azab) seperti itu yang baik, atau surga yang kekal yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa sebagai balasan, dan tempat kembali bagi mereka[9]?”

16. Bagi mereka segala yang mereka kehendaki di dalamnya (surga)[10], mereka kekal (di dalamnya). Itulah janji Tuhanmu yang pantas dimohonkan (kepada-Nya)[11].

Ayat 17-20: Tanya-jawab antara Allah dengan sembahan-sembahan orang-orang kafir di hari kiamat, gambaran orang-orang kafir yang satu sama lain saling mendustakan, pembinasaan Allah kepada mereka, dan penjelasan bahwa para rasul adalah manusia.

وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَقُولُ أَأَنْتُمْ أَضْلَلْتُمْ عِبَادِي هَؤُلاءِ أَمْ هُمْ ضَلُّوا السَّبِيلَ (١٧) قَالُوا سُبْحَانَكَ مَا كَانَ يَنْبَغِي لَنَا أَنْ نَتَّخِذَ مِنْ دُونِكَ مِنْ أَوْلِيَاءَ وَلَكِنْ مَتَّعْتَهُمْ وَآبَاءَهُمْ حَتَّى نَسُوا الذِّكْرَ وَكَانُوا قَوْمًا بُورًا (١٨) فَقَدْ كَذَّبُوكُمْ بِمَا تَقُولُونَ فَمَا تَسْتَطِيعُونَ صَرْفًا وَلا نَصْرًا وَمَنْ يَظْلِمْ مِنْكُمْ نُذِقْهُ عَذَابًا كَبِيرًا (١٩)وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلا إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الأسْوَاقِ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا (٢٠

Terjemah Surat Al Furqan Ayat 17-20

17. [12]Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Allah mengumpulkan mereka[13] bersama apa yang mereka sembah selain Allah, lalu Dia berfirman (kepada yang disembah), “Apakah kamu yang menyesatkan hamba-hamba-Ku itu[14], atau mereka sendirikah yang sesat dari jalan (yang benar)?”.

18. Mereka (yang disembah itu) menjawab, “Mahasuci Engkau[15], tidaklah pantas bagi Kami mengambil pelindung selain Engkau[16], [17]tetapi Engkau telah memberi mereka dan nenek moyang mereka kenikmatan hidup[18], sehingga mereka melupakan peringatan[19]; dan mereka kaum yang binasa[20].”

19. [21]Maka sungguh, mereka (yang disembah itu) telah mengingkari apa yang kamu katakan[22], maka kamu tidak akan dapat menolak (azab) dan tidak dapat (pula) menolong (dirimu)[23], dan barang siapa di antara kamu berbuat zalim[24], niscaya Kami timpakan kepadanya rasa azab yang besar.

20. [25]Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu (Muhammad), melainkan mereka pasti memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar[26]. Dan Kami jadikan sebagian kamu sebagai cobaan bagi sebagian yang lain[27]. Maukah kamu bersabar[28]? Dan Tuhanmu Maha Melihat[29].


[1] Oleh karena ucapan yang mereka ucapkan itu sudah maklum rusaknya, maka Allah Subhaanahu wa Ta’aala memberitahukan, bahwa ucapan tersebut tidaklah muncul untuk mencari yang hak (benar) dan bukan pula karena mencari bukti, tetapi merupakan sikap membangkang dan zalim serta mendustakan yang hak.

[2] Zahir ayat ini menunjukkan bahwa neraka itu dapat melihat, dan ini mungkin terjadi dengan kekuasaan Allah, atau ayat ini menggambarkan bagaimana dahsyat dan seramnya neraka itu agar setiap orang takut terhadap azab Allah sehingga mereka mau bertakwa.

[3] Sebelum sampai kepada mereka.

[4] Hati mereka merinding ketakutan kepadanya, bahkan hampir mati karena rasa takut yang demikian hebat, di mana neraka telah marah karena kemarahan Penciptanya dan bertambah gejolaknya karena bertambah kafir dan buruknya mereka.

[5] Tangan ke leher mereka dengan rantai dan belenggu.

[6] Maksudnya, mereka mengharapkan kebinasaan, agar terlepas dari siksaan yang sangat besar, yaitu azab di neraka yang sangat panas dengan dibelenggu, di tempat yang sempit pula, sebagaimana yang dilukiskan itu.

[7] Harapan mereka untuk dibinasakan sekaligus tidak dikabulkan Allah; tetapi mereka akan mengalami azab yang lebih besar selama-lamanya.

[8] Kepada mereka menerangkan kebodohan mereka karena memilih yang berbahaya daripada yang bermanfaat.

[9] Lagi kekal di sana.

[10] Baik makanan dan minuman yang enak, pakaian yang indah, wanita yang cantik, istana yang tinggi, kebun-kebun yang luas dan buah-buahan, sungai-sungai yang mengalir di kebun-kebun dan mereka dapat mengarahkan sungai itu ke arah yang mereka kehendaki, di mana mereka memancarkannya dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, dari air susu yang tidak berubah rasanya, dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan dari madu yang disaring. Demikian pula mereka memperoleh tempat tinggal yang indah, mendengarkan suara yang menarik, dapat mengunjungi saudara, bergembira karena bertemu para kekasih, dan kekalnya nikmat-nikmat tersebut serta selalu bertambah, dan nikmat yang paling besarnya adalah kenikmatan memandang wajah Allah Subhaanahu wa Ta’aala, mendengarkan firman-Nya, dekat dengan-Nya, bahagia dengan memperoleh keridhaan-Nya dan aman dari kemurkaan-Nya. Allahumma innaa nas’alukal jannah wa na’uudzu bika minan naar, Allahumma innaa nas’alukal jannah wa na’uudzu bika minan naar, Allahumma innaa nas’alukal jannah wa na’uudzu bika minan naar.

[11] Sebagaimana yang dimohonkan kaum mukmin (lihat surah Ali Imran: 194) dan yang dimohonkan para malaikat untuk kaum mukmin (lihat surah Al Mu’min: 8). Oleh karena itu, negeri manakah yang lebih utama dan lebih layak didahulukan; dunia atau surga? Sungguh jalan ke arah surga begitu jelas, dan kesempatan untuk menempuhnya masih ada selama kita masih hidup di dunia.

[12] Allah Subhaanahu wa Ta’aala memberitakan keadaan orang-orang musyrik dan para sekutu mereka pada hari kiamat, dan bahwa para sekutu itu akan berlepas diri dari mereka.

[13] Yani orang-orang musyrik.

[14] Dengan menyuruh mereka menyembah kamu.

[15] Dari perbuatan syrik orang-orang musyrik.

[16] Maksudnya, setelah mereka dikumpulkan bersama apa yang mereka sembah, yaitu malaikat, Uzair, Nabi Isa ‘alaihis salam dan berhala-berhala, dan setelah Allah menanyakan kepada yang disembah itu, apakah mereka yang menyesatkan orang-orang itu ataukah orang-orang itu yang sesat sendiri? Maka yang disembah itu menjawab bahwa tidaklah patut bagi mereka untuk menyembah selain Allah, apalagi untuk menyuruh orang lain menyembah selain Allah Subhaanahu wa Ta’aala. Lihat surah Al Maa’idah: 116, di sana diterangkan jawaban Nabi Isa ‘alaihis salam ketika ditanya oleh Allah –dan Dia lebih mengetahui- apakah Beliau menyuruh manusia menyembah dirinya? Demikian pula lihat jawaban sesembahan yang mereka sembah di surah Saba’: 40-41, dan bahwa sesembahan itu akan menjadi musuh bagi mereka sebagaimana di surah Al Ahqaaf: 6.

[17] Setelah mereka menyatakan bahwa diri mereka tidak mengajak manusia menyembah selain Allah atau menyesatkan mereka, maka mereka sebutkan sebab yang menjadikan orang-orang musyrik tersesat.

[18] Yaitu panjang umur dan rezeki yang luas.

[19] Karena sibuk dengan kesenangan dunia dan mendatangi syahwatnya, mereka jaga dunia mereka, tetapi agama mereka, mereka telantarkan. Inilah yang membuat mereka terhalang dari petunjuk.

[20] Maksudnya, tidak ada kebaikannya dan tidak cocok untuk hal yang baik, bahkan cocok untuk binasa.

[21] Setelah sesembahan itu menyatakan berlepas diri dari penyembahnya, maka Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman kepada para penyembahnya sambil mencelanya.

[22] Yakni bahwa mereka memerintahkan kamu menyembahnya dan mereka ridha dengan perbuatan kamu menyembah mereka.

[23] Karena lemahnya dirimu dan tidak ada yang menolongmu. Inilah balasan untuk orang-orang yang sesat, ikut-ikutan lagi jahil (bodoh), adapun orang yang menentang, yakni yang mengetahui yang hak tetapi berpaling darinya, maka balasannya disebutkan pada lanjutan ayatnya.

[24] Yakni berbuat syirk, atau meninggalkan yang hak karena zalim dan menentang.

[25] Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman menjawab orang-orang yang mendustakan, yang mengatakan seperti yang disebutkan pada ayat 7 surah ini.

[26] Allah Subhaanahu wa Ta’aala tidak menjadikan mereka malaikat agar mereka dapat ditiru dan dijadikan teladan. Adapun masalah kaya dan miskin, maka yang demikian adalah cobaan dan hikmah (kebijaksanaan) Allah sebagaimana dijelaskan pada lanjutan ayat.

[27] Manusia diuji dengan rasul, apakah mereka akan taat atau tidak? Rasul diuji dengan mendakwahkan manusia, orang miskin diuji dengan orang kaya, orang sakit diuji dengan orang sehat, dan orang rendah diuji dengan orang terhormat, sehingga mereka berkata, “Mengapa aku tidak seperti dia yang kaya, yang sehat atau yang terhormat?” Oleh karena itu, tempat yang kita huni ini adalah tempat ujian, bukan tempat tujuan.

[28] Pertanyaan ini maksudnya perintah untuk bersabar, yakni maukah kamu untuk bersabar dengan melaksanakan kewajiban kamu? Yaitu tetap taat dan tetap meninggalkan maksiat, serta bersabar terhadap musibah dengan tidak keluh kesah.

[29] Siapa yang bersabar dan siapa yang berkeluh kesah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *