Tafsir Al Mu’min Ayat 67-85

By | April 7, 2013

Ayat 67-68: Ajakan kepada manusia agar memperhatikan kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta’aala dalam penciptaan mereka dan perkembangan kehidupan mereka, dan cepatnya berlaku ketetapan Allah Subhaanahu wa Ta’aala.

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخًا وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى مِنْ قَبْلُ وَلِتَبْلُغُوا أَجَلا مُسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (٦٧) هُوَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ فَإِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (٦٨)

Terjemah Surat Al Mu’min Ayat 67-68

67. [1]Dia-lah yang menciptakanmu dari tanah[2], kemudian dari setetes mani[3], lalu dari segumpal darah, kemudian kamu dilahirkannya sebagai seorang anak, kemudian dibiarkan kamu sampai dewasa[4], lalu menjadi tua. Tetapi di antara kamu ada yang dimatikan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) agar kamu sampai kepada kurun waktu yang ditentukan[5], agar kamu mengerti[6].

68. Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan[7]. Maka apabila Dia hendak menetapkan sesuatu urusan[8], Dia hanya bekata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu[9].

Ayat 69-78: Nasib orang yang menentang ayat-ayat Allah dan Rasul-Nya, dan perintah Allah Subhaanahu wa Ta’aala kepada Rasul-Nya untuk bersabar dan menunggu kebinasaan orang-orang kafir.

 

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي آيَاتِ اللَّهِ أَنَّى يُصْرَفُونَ (٦٩) الَّذِينَ كَذَّبُوا بِالْكِتَابِ وَبِمَا أَرْسَلْنَا بِهِ رُسُلَنَا فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ (٧٠) إِذِ الأغْلالُ فِي أَعْنَاقِهِمْ وَالسَّلاسِلُ يُسْحَبُونَ (٧١) فِي الْحَمِيمِ ثُمَّ فِي النَّارِ يُسْجَرُونَ (٧٢) ثُمَّ قِيلَ لَهُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ تُشْرِكُونَ (٧٣) مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالُوا ضَلُّوا عَنَّا بَلْ لَمْ نَكُنْ نَدْعُو مِنْ قَبْلُ شَيْئًا كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ الْكَافِرِينَ (٧٤) ذَلِكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَفْرَحُونَ فِي الأرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَمْرَحُونَ (٧٥) ادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا فَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ (٧٦) فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَإِمَّا نُرِيَنَّكَ بَعْضَ الَّذِي نَعِدُهُمْ أَوْ نَتَوَفَّيَنَّكَ فَإِلَيْنَا يُرْجَعُونَ (٧٧) وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلا مِنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ لَمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَنْ يَأْتِيَ بِآيَةٍ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ فَإِذَا جَاءَ أَمْرُ اللَّهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُونَ (٧٨)

Terjemah Surat Al Mu’min Ayat 69-78

69. Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang selalu membantah ayat-ayat Allah[10]? Bagaimana mereka dapat dipalingkan[11]?

70. (Yaitu) orang-orang yang mendustakan kitab (Al Quran) dan wahyu yang dibawa oleh rasul-rasul Kami yang telah Kami utus. Kelak mereka akan mengetahui,

71. ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka[12], seraya mereka diseret,

72. ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api,

73. kemudian dikatakan kepada mereka[13], “Manakah berhala-berhala yang selalu kamu persekutukan[14],

74. (yang kamu sembah) selain Allah?” Mereka menjawab, “Mereka telah hilang lenyap dari kami, bahkan kami dahulu tidak pernah menyembah sesuatu[15].” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang kafir[16].

75. [17]Yang demikian itu[18] disebabkan karena kamu bersuka ria di bumi tanpa mengindahkan kebenaran dan karena kamu selalu bersuka ria (dalam kemaksiatan)[19].

76. (Dikatakan kepada mereka), “Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam[20], dan kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong[21].”

77. Maka bersabarlah engkau (Muhammad)[22], sesungguhnya janji Allah itu benar. Meskipun Kami perlihatkan kepadamu sebagian siksa yang Kami ancamkan kepada mereka, atau pun Kami wafatkan engkau (sebelum ajal menimpa mereka), namun kepada Kamilah mereka dikembalikan.

78. [23]Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad)[24], di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah[25]. Maka apabila telah datang perintah Allah[26], (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil[27]. Dan ketika itu[28] rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil[29].

Ayat 79-85: Sunnatullah tidak berubah, pelajaran yang dapat diambil dari peristiwa yang terjadi pada umat-umat terdahulu, dan bahwa iman di waktu azab telah datang tidak berguna lagi.

اللَّهُ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأنْعَامَ لِتَرْكَبُوا مِنْهَا وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ (٧٩)وَلَكُمْ فِيهَا مَنَافِعُ وَلِتَبْلُغُوا عَلَيْهَا حَاجَةً فِي صُدُورِكُمْ وَعَلَيْهَا وَعَلَى الْفُلْكِ تُحْمَلُونَ (٨٠) وَيُرِيكُمْ آيَاتِهِ فَأَيَّ آيَاتِ اللَّهِ تُنْكِرُونَ (٨١)أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الأرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَانُوا أَكْثَرَ مِنْهُمْ وَأَشَدَّ قُوَّةً وَآثَارًا فِي الأرْضِ فَمَا أَغْنَى عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (٨٢) فَلَمَّا جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَرِحُوا بِمَا عِنْدَهُمْ مِنَ الْعِلْمِ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (٨٣) فَلَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا قَالُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَحْدَهُ وَكَفَرْنَا بِمَا كُنَّا بِهِ مُشْرِكِينَ (٨٤)فَلَمْ يَكُ يَنْفَعُهُمْ إِيمَانُهُمْ لَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا سُنَّةَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ فِي عِبَادِهِ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْكَافِرُونَ (٨٥)

Terjemah Surat Al Mu’min Ayat 79-85

79. [30]Allah-lah yang menjadikan hewan ternak untukmu, sebagian untuk kamu kendarai dan sebagian lagi kamu makan.

80. Dan bagi kamu (ada lagi) manfaat-manfaat yang lain padanya (hewan ternak itu) dan agar kamu mencapai suatu keperluan (tujuan) yang tersimpan dalam hatimu (dengan mengendarainya)[31]. Dan dengan mengendarai binatang-binatang itu, dan di atas kapal mereka diangkut.

81. Dan Dia memperlihatkan tanda-tanda (kekuasaan-Nya) kepadamu[32]. Lalu tanda-tanda (kekuasaan) Allah yang mana yang kamu ingkari[33]?

82. [34]Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di bumi lalu memperhatikan[35] bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka[36]. Mereka itu lebih banyak dan lebih hebat kekuatannya serta (lebih banyak) peninggalan-peninggalan peradabannya di bumi[37], maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka[38].

83. [39]Maka ketika para rasul datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata[40], mereka merasa senang dengan ilmu yang ada pada mereka[41] dan mereka dikepung oleh (azab) yang dahulu mereka memperolok-olokkannya.

84. Maka ketika mereka melihat azab Kami, mereka berkata[42], “Kami hanya beriman kepada Allah saja, dan kami ingkar kepada sembahan-sembahan yang telah kami persekutukan dengan Allah[43].”

85. Maka iman mereka ketika mereka telah melihat azab kami tidak berguna lagi bagi mereka. Itulah sunnah (ketentuan) Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya[44]. Dan ketika itu rugilah orang-orang kafir[45].


[1] Selanjutnya Dia mengokohkan perkara tauhid, dengan menyatakan bahwa Dia adalah Pencipta kamu, yang mengubah penciptaan kamu kejadian demi kejadian. Oleh karena Dia saja yang menciptakan kamu, maka sembahlah Dia saja.

[2] Yaitu dengan menciptakan nenek moyang kamu Adam ‘alaihis salam dari tanah.

[3] Ini merupakan awal proses kejadian anak cucu Adam ketika di perut ibunya, yaitu dari mani, lalu menjadi ‘alaqah (segumpal darah), kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging), lalu dijadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu dibungkus dengan daging (lihat Al Mu’minuun: 14).

[4] Yakni usia ketika kekuatanmu semakin sempurna, yaitu usia 30 s.d 40 tahun.

[5] Ketika itu usiamu berakhir.

[6] Keadaan kamu, sehingga kamu mengetahui bahwa yang menciptakan kamu kejadian demi kejadian Mahasempurna kekuasaan-Nya, dan bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Dia.

[7] Dialah yang sendiri menghidupkan dan mematikan, sehingga seseorang tidak akan mati baik karena sebab atau tanpa sebab kecuali dengan izin-Nya. Dia berfirman, “Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.” (Terj. Fathir: 11)

[8] Besar atau kecil.

[9] Tidak ada yang mampu menolak dan menghalanginya.

[10] Yang begitu jelas dan terang. Kalimat ini untuk menganggap aneh keadaan mereka yang buruk itu.

[11] Yakni bagaimana mereka dapat dipalingkan dari ayat-ayat Allah yang begitu jelas? Padahal ke mana lagi mereka akan pergi setelah penjelasan yang sempurna ini? Apakah mereka menemukan ayat yang lebih jelas yang berlawanan dengan ayat-ayat Allah? Tidak, demi Allah, mereka tidak menemukannya. Atau apakah mereka menemukan beberapa syubhat yang sejalan dengan hawa nafsu mereka lalu mereka gunakan syubhat itu untuk menyerang ayat-ayat Allah demi membela kebatilan mereka? Sungguh buruk pertukaran mereka dan pilihan yang mereka pilih untuk diri mereka dengan mendustakan kitab yang datang kepada mereka dari sisi Allah yang dibawa para rasul-Nya, dimana mereka adalah manusia paling baik dan paling benar serta paling agung akalnya. Mereka itu balasannya ialah neraka sebagaimana yang diterangkan dalam ayat selanjutnya.

[12] Sehingga mereka tidak dapat bergerak.

[13] Sambil dicela dengan keras.

[14] Yakni apakah mereka dapat memberimu manfaat dan menghindarkan sebagian azab?

[15] Mereka mengingkari penyembahan mereka kepadanya, lalu berhala-berhala itu dihadirkan, maka Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman, “Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya.” (Terj. Al Anbiyaa’: 98)

Menurut Syaikh As Sa’diy, bisa maksudnya –dan inilah pendapat yang lebih kuat- bahwa maksud mereka dengan kata-kata itu adalah mengakui batilnya penyembahan kepada sesembahan-sesembahan itu, dan bahwa Allah tidak memiliki sekutu. Merekalah yang sesat dan salah ibadahnya, malah menyembah yang tidak berhak disembah. Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah Ta’ala, Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang kafir.”

[16] Yakni seperti itulah kesesatan yang mereka pegang selama di dunia, kesesatan yang jelas bagi setiap orang sehingga mereka mengakui kebatilannya pada hari Kiamat, dan benarlah firman Allah Ta’ala, “Dan orang-orang yang menyeru sekutu-sekutu selain Allah, tidaklah mengikuti (suatu keyakinan). Mereka tidak mengikuti kecuali prasangka belaka, dan mereka hanyalah menduga-duga.” (Terj. Yunus: 66) Hal ini ditunjukkan pula oleh firman Allah Ta’ala, “Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tidak dapat memperkenankan (doa)nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka?” (Terj. Al Ahqaaf: 5)

[17] Dikatakan pula kepada penduduk neraka.

[18] Yakni azab yang bermacam-macam itu.

[19] Yakni karena kamu bersuka ria dan berbangga dengan kebatilan yang kamu pegang dan dengan ilmu yang menyelisihi ilmu rasul serta kamu bersikap sombong terhadap hamba-hamba Allah secara zalim dan aniaya sebagaimana firman Allah Ta’ala di akhir surah ini, “Maka ketika para rasul datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka merasa senang dengan ilmu yang ada pada mereka.”(Terj. Al Mu’min: 83) Dan sebagaimana firman Allah Ta’ala tentang Qarun, “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri.” (Terj. Qarun: 76) Bergembira seperti inilah bergembira yang tercela yang mengharuskan mendapat siksa, berbeda dengan bergembira yang terpuji yaitu bergembira karena ilmu yang bermanfaat dan amal yang saleh, seperti pada firman Allah Ta’ala, “Katakanlah, “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (Terj. Yunus: 58).

[20] Masing-masing berada di lapisan-lapisannya sesuai amalnya.

[21] Di tempat itu mereka dihinakan dan direndahkan, dipenjara dan disiksa serta bolak-balik merasakan panas yang tinggi dan dingin yang tinggi.

[22] Dalam berdakwah terhadap kaummu dan dalam merasakan gangguan dari mereka. Agar engkau dapat bersabar, maka yakinilah bahwa janji Allah adalah benar. Dia akan menolong agama-Nya, meninggikan kalimat-Nya, dan menolong rasul-rasul-Nya. Demikian juga agar engkau dapat bersabar, maka ingatlah bahwa hukuman akan menimpa musuhmu, jika tidak di dunia, maka di akhirat, karena kembali mereka kepada Allah, lalu Dia akan memberikan balasan kepada mereka sesuai yang mereka kerjakan. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman, “Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak,” (Terj. Ibrahim: 42)

[23] Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta’aala menghibur Beliau dan menyabarkannya dengan mengingatkan kepada saudara-saudara Beliau dari kalangan para rasul.

[24] Yang berdakwah kepada kaumnya, lalu mereka bersabar terhadap gangguan kaumnya.

[25] Karena mereka adalah hamba yang diatur. Oleh karena itu usulan kepada para rasul agar mendatangkan ayat (mukjizat) sesuai yang mereka inginkan setelah Allah mendatangkan ayat-ayat yang menunjukkan kebenaran rasul-Nya merupakan usulan yang zalim dan memberatkan diri.

[26] Untuk memutuskan perkara antara para rasul dan musuh-musuh mereka.

[27] Yang sesuai dengan tempatnya dan sejalan dengan kebenaran, yaitu dengan menyelamatkan para rasul dan pengikutnya serta membinasakan orang-orang yang mendustakan.

[28] Saat diberikan keputusan.

[29] Yang sifat mereka adalah kebatilan, ilmu dan amal yang muncul dari mereka adalah batil, dan tujuannya juga batil. Oleh karena itu, hendaknya mereka yang ditujukan ayat ini khawatir jika terus menerus di atas kebatilan mereka, maka mereka akan rugi sebagaimana generasi sebelum mereka telah rugi, karena mereka sudah tidak ada lagi kebaikannya dan tidak ada jaminan selamat dari azab dalam kitab-kitab terdahulu.

[30] Allah Subhaanahu wa Ta’aala memberi nikmat kepada hamba-hamba-Nya dengan menjadikan untuk mereka binatang ternak yang dari sana mereka memperoleh berbagai kenikmatan, di antaranya manfaat menungganginya, manfaat memakan dagingnya, meminum susunya, menghangatkan badan dengan kulitnya, dan membuat berbagai alat dari kulit, bulu dan rambutnya.

[31] Yaitu sampai ke negeri yang jauh sambil merasakan kebahagiaan dan kegembiraan.

[32] Yang menunjukkan keesaan-Nya, nama-nama-Nya dan sifat-Nya. Ini termasuk nikmat terbesar, dimana Dia memperlihatkan ayat-ayat-Nya kepada hamba-hamba-Nya baik yang ada dalam diri mereka dan yang ada di ufuk, serta menyebut nikmat-nikmat-Nya agar mereka mengenal-Nya, mensyukuri-Nya dan mengingat-Nya.

[33] Yakni ayat yang mana di antara ayat-ayat-Nya yang tidak kamu akui, karena telah tetap dalam hatimu bahwa semua ayat dan nikmat berasal dari-Nya, sehingga tidak ada tempat untuk mengingkari dan tidak tempat untuk berpaling, bahkan hal itu mengharuskan orang yang berakal mengerahkan kesungguhannya untuk berusaha menaati-Nya, berkhidmat kepada-Nya serta menyibukkan diri dengan beribadah kepada-Nya.

[34] Allah Subhaanahu wa Ta’aala mengajak orang-orang yang mendustakan rasul untuk mengadakan perjalanan di bumi baik dengan hati maupun badan serta bertanya kepada orang-orang yang mengetahui.

[35] Sambil memikirkan, tidak sekedar melihat namun hatinya lalai.

[36] Dari kalangan umat-umat yang terdahulu, seperti ‘Aad, Tsamud dan lainnya, dimana mereka lebih besar kekuatannya dan lebih banyak hartanya serta lebih banyak peninggalannya.

[37] Seperti bangunan, alat perlengkapan, benteng-benteng dan istana-istana.

[38] Ketika datang kepada mereka perintah Allah (untuk mengazab mereka). Ketika itu kekuatan mereka tidak berguna, mereka tidak mampu menebusnya dengan harta mereka serta tidak mampu berlindung di balik benteng mereka.

[39] Selanjutnya Allah menyebutkan kesalahan besar mereka.

[40] Yaitu dengan kitab-kitab samawi, mukjizat, ilmu yang bermanfaat yang menerangkan petunjuk daripada kesesatan, yang hak dari yang batil.

[41] Mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka maksudnya ialah bahwa mereka sudah merasa cukup dengan ilmu pengetahuan yang ada pada mereka dan tidak merasa perlu lagi dengan ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh rasul-rasul mereka, malah mereka memandang enteng dan memperolok-olokkan keterangan yang dibawa rasul-rasul itu. Sudah menjadi maklum, bahwa kegembiraan mereka menunjukkan ridhanya mereka terhadapnya dan berpegangnya mereka kepadanya serta menentang kebenaran yang dibawa para rasul. Termasuk ke dalam contoh ilmu yang biasanya manusia berbangga dengannya adalah ilmu Filsafat dan ilmu Mantiq Yunani, dimana dengan ilmu itu mereka bantah banyak ayat-ayat Al Qur’an, mengurangi keagungannya di hati manusia, serta menjadikan dalil-dalilnya yang yakin dan qath’i (pasti) sebagai dalil-dalil lafzhi yang tidak membuahkan sedikit pun keyakinan, mereka dahulukan akal orang-orang yang bodoh dan batil daripada dalil-dalil tersebut. Ini termasuk sikap menyimpang dalam ayat-ayat Allah dan menentangnya, wallahul musta’aan.

[42] Sebagai sikap pengakuan, namun ketika itu pengakuan tidak lagi bermanfaat.

[43] Baik patung maupun berhala, dan kami berlepas diri dari segala sesuatu yang menyelisihi rasul, baik yang berupa ilmu maupun amal.

[44] Yakni iman tidaklah bermanfaat ketika azab telah datang. Hal itu, karena iman tersebut adalah iman karena terpaksa dan sudah menyaksikan langsung, padahal iman hanyalah bermanfaat ketika masih gaib, yaitu sebelum ada tanda-tanda azab.

[45] Yakni jelas sekali kerugian mereka bagi setiap orang. Sedangkan mereka sebelum itu juga selalu rugi.

Selesai tafsir surah Al Mu’min dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya, bukan atas usaha kami dan kemampuan kami, wal hamdulillahi Rabbil ‘aalamiin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *