Tafsir Al Insan Ayat 23-31

By | April 4, 2013

Ayat 23-26: Penurunan Al Qur’anul Karim dan pengarahan kepada para da’i agar mengadakan hubungan dengannya.

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ تَنْزِيلا (٢٣) فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلا تُطِعْ مِنْهُمْ آثِمًا أَوْ كَفُورًا (٢٤) وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَأَصِيلا    (٢٥) وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلا طَوِيلا (٢٦)

Terjemah Surat Al Insan Ayat 23-26 

23. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Quran[1] kepadamu (Muhammad) secara berangsur-angsur.

24. Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu[2], dan janganlah engkau ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka[3].

25. [4]Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang[5].

26. Dan pada sebagian dari malam[6], maka bersujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari[7].

Ayat 27-28: Lalainya orang-orang kafir dari akhirat, cintanya mereka kepada dunia dan lemahnya mereka di hadapan kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta’aala.

  إِنَّ هَؤُلاءِ يُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ وَيَذَرُونَ وَرَاءَهُمْ يَوْمًا ثَقِيلا (٢٧) نَحْنُ خَلَقْنَاهُمْ وَشَدَدْنَا أَسْرَهُمْ وَإِذَا شِئْنَا بَدَّلْنَا أَمْثَالَهُمْ تَبْدِيلا (٢٨)

Terjemah Surat Al Insan Ayat 27-28

27. Sesungguhnya mereka (orang kafir) itu[8] mencintai kehidupan dunia dan meninggalkan hari yang berat (hari akhirat) di belakangnya[9].

28. [10]Kami telah menciptakan mereka[11] dan menguatkan persendian tubuh mereka[12]. Tetapi jika Kami menghendaki, Kami dapat mengganti dengan yang serupa mereka[13].

Ayat 29-31: Hidayah di Tangan Allah, maka mintalah kepada-Nya.

 

إِنَّ هَذِهِ تَذْكِرَةٌ فَمَنْ شَاءَ اتَّخَذَ إِلَى رَبِّهِ سَبِيلا (٢٩) وَمَا تَشَاءُونَ إِلا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا (٣٠) يُدْخِلُ مَنْ يَشَاءُ فِي رَحْمَتِهِ وَالظَّالِمِينَ أَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا (٣١)

Terjemah Surat Al Insan Ayat 29-31

29. Sungguh, (ayat-ayat) ini adalah peringatan[14], maka barang siapa menghendaki (kebaikan bagi dirinya) tentu dia mengambil jalan menuju Tuhannya[15].

30. Tetapi kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali apabila dikehendaki Allah[16]. Sungguh, Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana[17].

31. Dia memasukkan siapa pun yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya (surga)[18]. Adapun bagi orang-orang zalim[19] disediakan-Nya azab yang pedih.


[1] Yang di dalamnya terdapat janji dan ancaman serta penjelasan yang dibutuhkan hamba. Demikian pula di dalamnya terdapat perintah untuk melaksanakan perintah-Nya dan syariat-Nya, berusaha merealisasikannya dan bersabar di atasnya. Oleh karena itu di ayat selanjutnya, Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman, Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu…dst.

[2] Yaitu menyampaikan risalah-Nya. Atau maksudnya, bersabarlah kepada ketetapan Tuhanmu baik yang qadari (terhadap alam semesta) dengan tidak keluh kesah, maupun kepada ketetapan Tuhanmu yang syar’i (dalam agama), yakni lakukanlah dan jangan membuatmu berhenti meskipun ada yang menghalangi.

[3] Menurut sebagian mufassir, orang yang disebutkan dalam ayat tersebut adalah Utbah bin Rabii’ah dan Walid bin Mughirah yang meminta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam agar berhenti menyampaikan risalahnya. Bisa juga maksudnya setiap orang yang berdosa dan orang kafir, yakni jangan taati keduanya siapa pun mereka berdua itu. Karena menaati mereka akan jatuh ke dalam maksiat dan mereka tidaklah memerintahkan kecuali yang sesuai dengan hawa nafsu mereka.

[4] Oleh karena sabar perlu dibantu dengan menjalankan ibadah dan banyak berdzikr, maka Allah Subhaanahu wa Ta’aala memerintahkan demikian. Termasuk ke dalam apa yang disebutkan dalam ayat tersebut adalah menjalankan shalat yang lima waktu dan shalat-shalat sunah serta berdzikr pada waktu-waktu tersebut.

[5] Ada yang menafsirkan dengan melaksanakan shalat Subuh, Zhuhur dan ‘Ashar.

[6] Ada yang menafsirkan dengan melaksanakan shalat Maghrib dan Isya.

[7] Yaitu mengerjakan shalat malam.

[8] Meskipun engkau telah membacakan ayat-ayat Allah kepada mereka, mendorong dan menakut-nakuti, namun ayat-ayat itu tetap saja tidak bermanfaat bagi mereka, karena mereka lebih mengutamakan dunia dan merasa tenteram dengannya serta tidak mau beramal untuk menghadapi hari yang sangat berat, yaitu hari Kiamat seakan-akan mereka tidak diciptakan kecuali untuk dunia dan tinggal di sana.

[9] Dengan tidak beramal untuk menghadapinya.

[10] Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta’aala berdalih dengan dalil ‘aqli (akal) yang menunjukkan bahwa mereka sangat mungkin sekali dibangkitkan.

[11] Dari yang sebelumnya tidak ada.

[12] Oleh karena Allah Subhaanahu wa Ta’aala mampu berbuat demikian, maka Dia mampu pula menghidupkan mereka setelah mereka mati. Demikian pula Dia yang merubah kejadian mereka dari kejadian yang satu kepada kejadian selanjutnya sehingga tidak layak bagi-Nya membiarkan mereka begitu saja; tidak diperintah dan tidak dilarang serta tidak diberikan balasan.

[13] Maksudnya mengganti mereka dengan kaum yang lain. Bisa juga maksudnya mengadakan mereka kembali setelah mereka mati.

[14] Yang seorang mukmin dapat sadar dengannya dan dapat mengambil manfaat dari targhib dan tarhib yang ada di dalamnya.

[15] Yakni jalan yang menyampaikan kepada Allah, dan Allah Subhaanahu wa Ta’aala telah menerangkan jalan tersebut serta memberikan pilihan kepada manusia untuk menempuhnya atau tidak.

[16] Karena kehendak Allah itu berlaku.

[17] Dia memiliki hikmah dalam memberikan petunjuk kepada orang yang mendapat petunjuk dan menyesatkan orang yang sesat.

[18] Yakni diistimewakan dengan perhatian-Nya dan diberi-Nya taufik kepada sebab-sebab kebahagiaan.

[19] Yang lebih memilih kesesatan daripada petunjuk, maka disediakan-Nya azab yang pedih karena kezaliman mereka.

Selesai tafsir surah Al Insaan dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya wal hamdulillahi Rabbil ‘aalamiin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *