Tafsir At Thaariq

By | Maret 15, 2013

Surah Ath Thaariq (Yang Datang Pada Malam Hari)

Surah ke-86. 17 ayat. Makkiyyah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-4: Sumpah dengan langit yang memiliki bintang-bintang bahwa setiap manusia ada penjaganya dari kalangan malaikat.

وَالسَّمَاءِ وَالطَّارِقِ (١) وَمَا أَدْرَاكَ مَا الطَّارِقُ (٢)النَّجْمُ الثَّاقِبُ (٣)إِنْ كُلُّ نَفْسٍ لَمَّا عَلَيْهَا حَافِظٌ (٤

1. Demi langit dan yang datang pada malam hari,

2. Dan tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?[1]

3. (Yaitu) bintang yang bersinar tajam[2],

4. setiap orang pasti ada penjaganya[3].

Ayat 5-10: Bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Allah Subhaanahu wa Ta’aala berkuasa membangkitkan manusia setelah matinya.

 

فَلْيَنْظُرِ الإنْسَانُ مِمَّ خُلِقَ (٥) خُلِقَ مِنْ مَاءٍ دَافِقٍ (٦) يَخْرُجُ مِنْ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ (٧) إِنَّهُ عَلَى رَجْعِهِ لَقَادِرٌ (٨) يَوْمَ تُبْلَى السَّرَائِرُ (٩) فَمَا لَهُ مِنْ قُوَّةٍ وَلا نَاصِرٍ (١٠

5. Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan.

6. Dia diciptakan dari air (mani) yang terpancar,

7. yang keluar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada[4].

8. Sungguh, Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup setelah mati)[5].

9. Pada hari ditampakkan segala rahasia[6],

10. maka manusia[7] tidak lagi mempunyai suatu kekuatan[8] dan tidak (pula) ada penolong[9].

Ayat 11-17: Sumpah terhadap kebenaran Al Qur’an, dan bahwa ia merupakan pemisah antara yang hak dan yang batil, dan ancaman azab kepada orang-orang kafir.

وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الرَّجْعِ (١١) وَالأرْضِ ذَاتِ الصَّدْعِ (١٢) إِنَّهُ لَقَوْلٌ فَصْلٌ (١٣) وَمَا هُوَ بِالْهَزْلِ (١٤) إِنَّهُمْ يَكِيدُونَ كَيْدًا (١٥) وَأَكِيدُ كَيْدًا (١٦) فَمَهِّلِ الْكَافِرِينَ أَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا (١٧

11. [10]Demi langit yang mengandung hujan[11],

12. dan bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan[12],

13. Sungguh, (Al Quran) itu benar-benar firman pemisah (antara yang hak dan yang batil)[13],

14. dan (Al Qur’an) itu bukanlah senda gurauan.

15. Sungguh, mereka (orang kafir) merencanakan tipu daya yang jahat[14],

16. dan aku pun membuat rencana (tipu daya) yang jitu[15].

17. Karena itu berilah penangguhan kepada orang-orang kafir. Berilah mereka kesempatan untuk sementara waktu[16].


[1] Kalimat ini untuk memperbesar perkaranya.

[2] Yakni menembus langit-langit sehingga terlihat di bumi. Bintang di sini adalah bintang Tsurayya (Kartika) atau semua bintang. Ada pula yang berpendapat, bahwa bintang tersebut adalah Zuhal (Saturnus). Bintang disebut Thaariq karena ia muncul di malam hari. Isi sumpahnya adalah firman-Nya, “Setiap orang pasti ada penjaganya.

[3] Yakni yang menjaga amalnya yang baik dan yang buruk yaitu malaikat, untuk kemudian diberikan balasan.

[4] Menurut Syaikh As Sa’diy, bisa maksudnya yang keluar dari antara tulang punggung laki-laki dan tulang dada perempuan. Bisa juga maksud mani yang terpancar itu adalah mani laki-laki, dan bahwa tempat yang dari sana keluar mani itu adalah di antara tulang sulbi dan tulang dadanya (tulang dada laki-laki), mungkin ini yang lebih tepat, karena Allah Subhaanahu wa Ta’aala menyifati mani itu dengan air yang terpancar, dan yang dirasakan dan disaksikan pancarannya adalah mani laki-laki. Di samping itu, kata ‘taraa’ib’ bisa juga dipakai untuk laki-laki yang kedudukannya menyamai tulang dada bagi perempuan. Kalau memang maksudnya adalah tulang dada perempuan, maka kata-katanya, “Min bainish shulbi wats tsadyain,” dan sebagainya, wallahu a’lam.

[5] Barang siapa yang memperhatikan asal kejadiannya, tentu dia akan mengetahui bahwa Yang Berkuasa menciptakan manusia dari air yang hina yang keluar dari tempat yang sempit; dari tulang shulbi dan tulang dada, maka pasti berkuasa pula membangkitkannya setelah mati.

[6] Yang disembunyikan dalam hati, berupa keyakinan dan niat. Jika sebelumnya di dunia banyak yang tersembunyi, maka pada hari Kiamat menjadi jelas sehingga terlihat nyata siapa yang benar-benar baik dan siapa yang benar-benar buruk.

[7] Yang mengingkari kebangkitan.

[8] Dari dalam dirinya untuk menolak azab yang menimpanya.

[9] Yang menghindarkan azab dari dirinya.

[10] Sumpah yang disebutkan sebelumnya untuk menerangkan keadaan orang-orang yang beramal ketika mereka beramal dan ketika mereka diberi balasan. Pada ayat ini, Allah Subhaanahu wa Ta’aala bersumpah untuk menerangkan kebenaran Al Qur’an.

[11] Raj’i berarti kembali. Ada yang berpendapat, bahwa hujan dinamakan raj’i dalam ayat ini, karena hujan berasal dari uap yang naik dari bumi ke udara, kemudian turun ke bumi, kemudian kembali ke atas, dan dari atas kembali ke bumi dan begitulah seterusnya, wallahu a’lam.

[12] Dengan demikian, manusia dan hewan pun menjadi hidup.

[13] Fashl bisa juga diartikan benar, jelas, memisahkan yang hak dan yang batil dan menyelesaikan masalah.

[14] Untuk menolak kebenaran dan menguatkan kebatilan.

[15] Untuk menguatkan kebenaran dan menolak kebatilan yang mereka hadapkan meskipun orang-orang kafir membenci.

[16] Kelak mereka akan mengetahui akibat sikap mereka ketika azab turun menimpa mereka.

Selesai tafsir surah Ath Thaariq dengan pertolongan Allah, taufiq-Nya dan kemudahan-Nya, wal hamdulillahi Rabbil ‘aalamiin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *