Tafsir Asy Syu’araa

By | Maret 29, 2013

Surah Asy Syu’araa (Para Penyair)

Surah ke-26. 227 ayat. Makkiyyah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-9: Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak perlu bersedih hati terhadap keingkaran kaum musyrik, sikap kaum musyrik terhadap dakwah Islam serta sikap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap mereka.

طسم (١) تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْمُبِينِ (٢) لَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ أَلا يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ (٣) إِنْ نَشَأْ نُنَزِّلْ عَلَيْهِمْ مِنَ السَّمَاءِ آيَةً فَظَلَّتْ أَعْنَاقُهُمْ لَهَا خَاضِعِينَ (٤) وَمَا يَأْتِيهِمْ مِنْ ذِكْرٍ مِنَ الرَّحْمَنِ مُحْدَثٍ إِلا كَانُوا عَنْهُ مُعْرِضِينَ (٥) فَقَدْ كَذَّبُوا فَسَيَأْتِيهِمْ أَنْبَاءُ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (٦) أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى الأرْضِ كَمْ أَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ (٧) إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ (٨) وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ (٩

Terjemah Surat Asy Syu’araa Ayat 1-9

1.Thaa Siim Miim.

2. [1]Inilah ayat-ayat kitab (Al Quran) yang jelas[2].

3. Boleh jadi engkau (Muhammad) akan membinasakan dirimu[3] (dengan kesedihan), karena mereka (penduduk Mekah) tidak beriman[4].

4. Jika Kami kehendaki niscaya Kami turunkan kepada mereka mukjizat dari langit[5], yang akan membuat tengkuk mereka tunduk dengan rendah hati kepadanya[6].

5. Dan setiap kali disampaikan kepada mereka suatu peringatan baru[7] dari Tuhan Yang Maha Pengasih, mereka selalu berpaling darinya[8].

6. Sungguh, mereka telah mendustakan (Al Qur’an)[9], maka kelak akan datang kepada mereka (kenyataan) berita-berita mengenai azab yang dulu mereka perolok-olokkan[10].

 

7. [11]Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, betapa banyak Kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam (tumbuh-tumbuhan) yang baik?

8. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda kekuasaan Allah,[12] tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.

9. Dan sungguh, Tuhanmu Dialah Yang Mahaperkasa[13] lagi Maha Penyayang[14].


[1] Allah Subhaanahu wa Ta’aala memberi isyarat yang menunjukkan keagungan terhadap ayat-ayat kitab Al Qur’an yang jelas, menerangkan semua tuntutan ilahi dan tujuan syari’at sehingga orang yang memperhatikannya tidak ragu dan samar lagi pada berita yang dikabarkannya atau apa yang ditetapkannya karena begitu jelasnya dan menunjukkan makna yang tinggi, keterikatan hukum-hukum dengan hikmah-Nya dan pengkaitan-Nya dengan munasib (penyesuainya). Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan manusia dengannya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus, lalu hamba-hamba Allah yang bertakwa memperoleh petunjuk dengannya, tetapi orang-orang yang telah tercatat sebagai orang yang celaka berpaling darinya. Oleh karena itu, Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersedih sekali ketika manusia tidak beriman karena keinginan Beliau agar mereka memperoleh kebaikan dan rasa tulus Beliau kepada mereka.

[2] Menjelaskan mana yang hak dan mana yang batil.

[3] Yakni membinasakannya dan menyusahkannya.

[4] Maksudnya, jangan lakukan hal itu, dan janganlah engkau biarkan dirimu binasa karena kesedihan kepada mereka, karena hidayah di tangan Allah, dan engkau telah menunaikan kewajibanmu yaitu menyampaikan risalah, dan tidak ada lagi ayat (mukjizat) setelah Al Quran yang jelas ini, sehingga Allah perlu menurunkannya agar mereka beriman, karena ia (Al Qur’an) sudah cukup memenuhi kebutuhan orang yang hendak mencari hidayah.

[5] Yang mereka usulkan.

[6] Akan tetapi hal itu tidak perlu dan tidak ada maslahatnya, karena ketika itu iman tidaklah bermanfaat, karena iman hanyalah bermanfaat jika kepada yang masih ghaib (tidak nampak).

[7] Maksudnya, ayat-ayat Al Quran yang baru diturunkan yang di dalamnya mengandung perintah dan larangan untuk mereka serta mengingatkan mereka hal yang bermanfaat dan hal yang bermadharrat.

[8] Baik dengan hati maupun dengan badan mereka. Inilah sikap mereka terhadap ayat yang baru turun, lalu bagaimana dengan ayat yang telah turun sebelimnya. Hal ini tidak lain, karena tidak ada lagi kebaikan dalam diri mereka dan semua nasehat tidak bermanfaat.

[9] Sehingga mendustakan menjadi watak mereka yang tidak berubah. Oleh karenanya azab yang diberikan kepada mereka adalah azab yang kekal.

[10] Karena mereka telah pantas menerima azab.

[11] Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman mengingatkan mereka untuk berpikir karena yang demikian bermanfaat bagi mereka.

[12] Yakni terdapat tanda yang membuktikan bahwa Allah mampu menghidupkan manusia yang telah mati sebagaimana Dia menghidupkan bumi setelah mati.

[13] Dia berkuasa terhadap semua makhluk dan berkuasa membinasakan orang-orang kafir dengan berbagai macam hukuman. Semua alam, baik alam bagian bawah maupun atas tunduk kepada-Nya.

[14] Kepada orang-orang mukmin, di mana Dia menyelamatkan mereka dari keburukan dan musibah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *