Tafsir Asy Syams

By | Maret 15, 2013

Surah Asy Syams (Matahari)

Surah ke-91. 15 ayat. Makkiyyah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-10: Manusia diilhami Allah jalan yang buruk dan yang baik.

وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا (١) وَالْقَمَرِ إِذَا تَلاهَا (٢) وَالنَّهَارِ إِذَا جَلاهَا    (٣) وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَاهَا (٤)وَالسَّمَاءِ وَمَا بَنَاهَا (٥)وَالأرْضِ وَمَا طَحَاهَا (٦) وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا (٧) فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا (٨) قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا (٩) وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا        (١٠)

Terjemah Surat Asy Syams Ayat 1-10

1. Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari[1],

2. demi bulan apabila mengiringinya[2],

3. demi siang apabila menampakkannya[3],

4. demi malam apabila menutupinya[4],

5. demi langit serta pembinaannya (yang menakjubkan)[5],

6. demi bumi serta penghamparannya[6],

7. demi jiwa[7] serta penyempurnaan(ciptaan)nya,

8. maka Dia (Allah) mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya,

9. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu)[8],

10. dan sungguh rugi orang yang mengotorinya[9].

Ayat 11-15: Sikap melampaui batas yang tampak pada kaum Tsamud.

كَذَّبَتْ ثَمُودُ بِطَغْوَاهَا (١١) إِذِ انْبَعَثَ أَشْقَاهَا (١٢) فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ نَاقَةَ اللَّهِ وَسُقْيَاهَا (١٣) فَكَذَّبُوهُ فَعَقَرُوهَا فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُمْ بِذَنْبِهِمْ فَسَوَّاهَا (١٤) وَلا يَخَافُ عُقْبَاهَا (١٥

Terjemah Surat Asy Syams Ayat 11-15

11. (Kaum) Tsamud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas (zalim dan sombong kepada kebenaran),

12. ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka[10],

13. lalu Rasul Allah (Saleh) berkata kepada mereka, “(Biarkanlah) unta betina dari Allah ini[11] dengan minumannya[12].”

14. Namun mereka mendustakannya dan membunuhnya[13], karena itu Tuhan membinasakan mereka karena dosanya[14], lalu diratakan-Nya (dengan tanah).

15. Dan Dia (Allah) tidak takut terhadap akibatnya[15].


[1] Serta manfaat yang dihasilkan darinya.

[2] Yang terbit ketika matahari tenggelam.

[3] Ke permukaan bumi.

[4] Ke permukaan bumi sehingga menjadikannya gelap gulita. Siang berganti malam, terang berganti gelap dan matahari berganti bulan dengan pergantiannya yang tertib dan teratur untuk maslahat hamba-hamba-Nya. Itu semua merupakan dalil terbesar yang menunjukkan bahwa Allah Subhaanahu wa Ta’aala mengetahui segala sesuatu, berkuasa atas segala sesuatu, dan bahwa Dialah yang satu-satunya berhak disembah, sedangkan menyembah selain-Nya adalah batil.

[5] Kata ‘maa’ di ayat tersebut bisa sebagai isim maushul yang berarti ‘yang’, sehingga Allah Subhaanahu wa Ta’aala bersumpah dengan langit dan yang membangunnya, yaitu Allah Subhaanahu wa Ta’aala. Bisa juga ‘maa’ di sini sebagai mashdariyyah (kata kerja yang dibendakan), sehingga Allah Subhaanahu wa Ta’aala bersumpah dengan langit dan pembinaannya yang menakjubkan. Demikian pula pada kata ‘maa’ pada ayat selanjutnya.

[6] Sehingga manusia dapat memanfaatkannya, dengan membangun bangunan di atasnya, menggarap tanahnya, menanam tanaman dan tumbuhan di atasnya dan melakukan perjalanan di atasnya meskipun keadaannya bulat.

[7] Jiwa di sini bisa tertuju kepada jiwa semua makhluk hidup sebagaimana diperkuat oleh keumumannya, dan bisa juga maksudnya jiwa manusia yang sudah mukallaf (baligh dan berakal) berdasarkan ayat setelahnya. Bagaimana pun juga, jiwa merupakan ayat Allah yang besar yang sangat tepat jika bersumpah dengannya, karena keadaannya yang halus dan ringan, cepat berpindah, bergerak, berubah, berpengaruh atau sensitive, merasakan sedih, gelisah, cinta dan benci, dsb. Jiwa adalah sesuatu yang jika badan kosong darinya, maka badan itu ibarat patung. Penyempurnaan kepada jiwa tersebut juga termasuk salah satu ayat Allah yang besar.

[8] Dari dosa dan menggantinya dengan iman dan amal saleh. Inilah jawab atau isi sumpahnya. Allah Subhaanahu wa Ta’aala bersumpah dengan ayat-ayat yang agung itu terhadap jiwa yang beruntung dan jiwa yang rugi.

[9] Dengan maksiat.

[10] Untuk membunuh unta itu dengan keridhaan mereka. Orang yang membunuh itu menurut para mufassir bernama Qudar bin Salif.

[11] Yakni janganlah membunuh unta dari Allah itu, yang Dia jadikan sebagai ayat-Nya yang besar bagi kamu, dan janganlah kamu balas nikmat Allah kepadamu dengan menjadikan kamu dapat mengambil air susu unta itu dengan malah membunuhnya.

[12] Sehari untuknya (unta itu) dan sehari untuk mereka secara bergiliran.

[13] Agar jatah minum unta itu untuk mereka.

[14] Allah Subhaanahu wa Ta’aala mengirimkan kepada mereka suara keras yang mengguntur dari atas mereka dan gempa dari bawah mereka, maka mereka pun mati bergelimpangan.

[15] Bagaimana Allah Subhaanahu wa Ta’aala Yang Mahakuasa dan perkasa takut terhadap akibat tindakan-Nya, padahal tidak ada satu pun makhluk yang keluar dari kekuasaan dan pengaturan-Nya, dan Dia Mahabijaksana terhadap ketetapan-Nya di alam semesta dan syariat-Nya.

Selesai tafsir surah Asy Syams dengan pertolongan Allah, taufiq-Nya dan kemudahan-Nya, wal hamdulillahi Rabbil ‘aalamiin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *